ANALISIS WEBSITE BPKD
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Kelompok pada Matakuliah
Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan Internet

Disusun Oleh :
Ramadhan Saukani
Ramadhan
Aslam Hafiz
Stevani Anggi
PROGRAM STUDI D3
PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan
laporan ini yaitu memenuhi tugas matakuliah Pemanfaatan Internet.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan
dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pemanfaatan Internet yaitu
Sahidi, M.IP.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.
Pontianak, Juni 2017
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
perkembangannya teknologi informasi banyak perusahaan atau instansi pemerintah
yang memanfaatkannya untuk memudahkan penggunanya dalam akses, terutama dengan
adanya website. Website merupakan
suatu halaman yang berisi informasi yang dapat direpresentasikan dalam bentuk
dokumen, text, gambar, dan lainya. Setiap halaman website memiliki link-link yang
berfungsi menghubungkan halaman satu dengan halaman lainya (Yunita Sari 2010).
Tentu saja suatu website memiliki penilaian untuk menentukan apakah suatu
website itu ramah dalam artian pengguanaanya. Oleh karena itu kami menggunakan
teknik penilaian 7C’s Framework untuk menganalisis website BPKD Provinsi
Kalimantan Barat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu website ?
2. Apa
itu 7C’s framework ?
3. Bagaimana
hasil analisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat ?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui
apa itu website
2. Mengetahui
apa itu 7C’s framework
3. Mengetahui
hasil analisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat
BAB II
PEMBAHASAN
Website
merupakan suatu halaman yang berisi informasi yang dapat direpresentasikan
dalam bentuk dokumen, text, gambar, dan lainya. Setiap halaman website memiliki link-link yang berfungsi menghubungkan halaman satu dengan halaman
lainya (Yunita Sari 2010).
Website
adalah sistem untuk mengakses, manipulasi, dan mengunduh dokumen hipertext yang
terdapat di komputer yang dihubungkan melalui internet, jejaring, jaringan
(KBBI 1998)
Ada
beberapa teori yang dapat digunakan dalam melakukan analisis website. Salah
satunya adalah teori 7C’s framework.
7C’s framework
adalah sebuah kerangka kerja yang banyak digunakan sebagai panduan untuk
merancang customer interface dalam web pemasaran online (e-marketing). Interface adalah representasi virtual
dari nilai–nilai yang dipilih oleh perusahaan (Rayport & Jaworski, 2003,
p150-151). Kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung kepada seberapa baik
perusahaan dapat mengimplementasikan setiap elemen 7C framework, tetapi juga kepada seberapa baik semua elemen
tersebut bekerja bersama–sama untuk mendukung nilai dari proposisi dan model
bisnis perusahaan. Dua konsep yang dapat membantu pemahaman pengembang sistem
mengenai bagaimana mensinergikan semua elemen 7C’s framework adalah fit
dan reinforcement. Fit adalah seberapa baik setiap elemen 7C’s secara individual mendukung model
bisnis. Reinforcement mengacu kepada
tingkat konsistensi antar setiap elemen 7C’s
(Rayport & Jaworski, 2003, p153). Berdasarkan kajian analisis perbandingan
yang telah dilakukan oleh Lee dan Bensabat pada tahun 2004, 7C’s framework juga dapat diterapkan
dalam perancangan interface sebuah aplikasi mobile
dengan mengembangkan framework yang telah ada ke dalam konteks mobile (Pousttchi & Wiedemann, 2010,
p347-348). Berikut ini adalah tujuh elemen yang ada di dalam 7C’s framework (Rayport & Jaworski,
2003, p154-182), antara lain :
1.
Kontek (Context)
Context,
atau look and
feel dari sebuah
tampilan antar muka
dengan pengguna dapat dikategorikan ke dalam beberapa kriteria, antara
lain :
a.
Estetika (aesthetic). Situs yang berorientasi
kepada estetika akan menggabungkan teks,
grafik, dan foto dengan visual yang tinggi.
b. Fungsional
(functional). Situs yang
berorientasi secara fungsional
berfokus kepada penawaran utama,
baik berupa produk, jasa, atau informasi. Berdasarkan kategori tersebut, elemen
context dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, antara lain: Dominan estetika (aesthetically-dominant), Dominan fungsional (functionally-dominant), dan Terintegrasi (integrated).
2.
Isi (Content)
Content
menekankan kepada informasi digital yang terkandung dalam situs, termasuk
audio, video, gambar, dan teks. Empat jenis content,
antara lain :
a. Offering mix,
mengacu kepada bobot yang diberikan terhadap
setiap konten, yaitu dapat berupa produk, jasa, atau informasi.
b. Appeal mix, mengacu
kepada pesan promosi perusahaan.
c. Multimedia mix,
mengacu kepada bagaimana
pilihan desainer dalam mengkombinasikan teks, audio, gambar,
video, dan grafik.
d. Timeliness mix, adalah
seberapa up-to-date informasi yang ditampilkan. konten dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga jenis, yaitu: Product
dominant, Information dominant,
dan Service dominant.
3.
Komunitas (Community)
Elemen
community membentuk rasa keanggotaan
melalui keterlibatan atau daya tarik yang sama. Community dapat dipahami sebagai interaksi antara pengguna, baik
dengan interaksi one-to-one atau
one-to-many. Tiga klasifikasi dalam elemen community antara lain :
a. Nonexistent.
Klasifikasi nonexistent adalah situs
yang tidak memiliki komunitas sehingga tidak ada cara pengguna untuk saling
berkomunikasi dengan pengguna lainnya, baik secara one-to-one maupun one-to-many.
b. Limited.
Klasifikasi limited adalah situs
yang menawarkan fitur
misalnya membaca dan mem-posting informasi, cerita, atau opini bagi
komunitas terbatas situs tersebut. Fitur yang ditawarkan umumnya non-interactive.
c. Strong.
Sebuah situs dapat diklasifikasikan dalam strong
jika menawarkan fungsi komunitas yang
interaktif, misalnya chat rooms dan message boards.
4.
Kustomisasi (Cuztomization)
Customization
adalah kemampuan situs dalam menampilkan konten yang sesuai untuk setiap
pengguna. Apabila kustomisasi dilakukan oleh pengguna disebut dengan
personalization, sedangkan
apabila kustomisasi dilakukan
oleh situs tersebut disebut tailoring.
Klasifikasi dari elemen customization
antara lain :
a. Generic,
mengacu kepada situs yang menampilkan informasi yang sama untuk semua pengguna.
b. Moderately
customized, mengacu kepada kostumisasi informasi pengguna dengan
memanfaatkan penyimpanan informasi misalnya dengan menggunakan cookie.
c. Highly
customized, mengacu kepada kemampuan kostumisasi tinggi yang dapat
dilakukan oleh pengguna, misalnya menentukan sendiri tampilan dan konten yang
diinginkan masing-masing.
d. Communication,
mengacu kepada dialog
antara organisasi (perusahaan) dengan pengguna. Tiga jenis komunikasi antara lain:
1) Broadcast,
adalah bentuk komunikasi yang mengacu kepada informasi satu arah yang
dikirimkan oleh organisasi kepada pengguna, dengan tidak ada mekanisme untuk
respon dari pengguna.
2) Interactive,
adalah bentuk komunikasi dua arah antara organisasi dengan pengguna.
3) Hybrid,
adalah situs yang mendukung bentuk komunikasi broadcast dan interactive.
Empat klasifikasi dari elemen communication
antara lain:
a)
one-to-many,
nonresponding user
b)
one-to-many,
responding user
c)
one-to-one,
nonresponding use
d)
one-to-one,
responding user
5.
Komunikasi (Communication)
Komunikasi
adalah dialog dua arah antara situs dan penggunanya. Komunikasi dapat dibagi
menjadi tiga bentuk: komunikasi situs untuk pengguna (misalnya notifikasi
email), pengguna untuk situs (misalnya permintaan customer service), atau komunikasi dua arah (misalnya instant messaging).
6.
Koneksi (Connection)
Connection adalah
tingkat dimana situs
dapat terhubung dengan
situs lainnya, biasanya ditampilkan kepada pengguna berupa teks yang
digaris bawah atau di-highlight,
gambar, atau grafik. Pada saat pengguna mengklik link tersebut maka secara
langsung akan memunculkan file teks, grafik, atau suara, atau halaman web yang merupakan kombinasi dari semua
file tersebut. Empat jenis connection
antara lain:
a. Outside links,
adalah link yang memindahkan pengguna
dari situs asli ke situs lainnya.
b.
Framed
links, mirip dengan outside links, tetapi framed
links akan menampilkan halaman situs baru dalam frame dari situs asli.
c.
Pop-up
windows, link
ini akan menampilkan halaman situs baru dalam browser windows lain
sementara halaman situs awal tetap berada di belakang.
d.
Outsourced
content, jenis ini mengacu kepada konten yang
berasal dari situs pemasok luar. Konten ditampilkan dengan sangat jelas dan biasanya
dengan link untuk menuju web asal konten tersebut, tetapi
pengguna tidak perlu meninggalkan situs asli untuk melihat konten situs
pemasok. Elemen connection dapat
dibagi ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan tipe koneksi yang ditampilkan dan
apakah koneksi tersebut akan membawa pengguna
keluar dari situs
asal atau tetap
di situs asal. Tiga klasifikasi tersebut antara lain :
1)
Destination
site, dalam klasifikasi ini, situs akan
menampilkan konten yang dibuat dan disediakan oleh situs tersebut sendiri, dan
dengan sangat sedikit link menuju situs lain. Mereka juga biasanya memberikan
lisensi konten kepada situs lain dengan biaya lisensi.
2) Hub site,
situs dengan klasifikasi ini menampilkan kombinasi antara konten milik sendiri
dan link yang selektif dengan situs lainnya yang berkaitan. Biasanya situs ini
bertindak sebagai gerbang kepada informasi untuk industri atau topik yang
spesifik.
3) Portal site,
situs ini memiliki banyak informasi dari situs pihak luar dan link yang menuju
kepada situstersebut, tetapi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali konten
asli dari pemilik situs tersebut.
7.
Komersial (Commerce)
Fitur
commerce dari sebuah antar muka
konsumen mendukung situs untuk melakukan transaksi finansial. Fitur ini adalah
yang paling penting dalam situs yang dominan produk, tetapi tidak jarang juga
terdapat dalam situs dominan informasi atau dominan layanan. Alat–alat
fungsional yang mendukung e-commerce
contohnya antara lain registrasi, shopping
cart, keamanan dengan teknologi enkripsi dan otentikasi, persetujuan kartu
kredit, pesanan melalui afiliasi, teknologi konfigurasi, pelacakan pesanan,
opsi pengiriman. Terdapat tiga klasifikasi umum elemen commerce, antara lain :
a.
Low,
situs dengan klasifikasi ini memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki fitur fungsional e-commerce
yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya dimiliki oleh bisnis kecil atau web tersebut memiliki bagian yang kecil
dalam persentase penjualan mereka.
b. Medium,
situs dengan klasifikasi ini memiliki beberapa fungsi e-commerce, tetapi digunakan sebagai pendukung. Situs
dengan tujuan utama
menjual produk dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi ini.
c. High,
situs ini memiliki semua atau hampir semua fitur e-commerce, biasanya dimiliki perusahaan online besar dengan volume
penjualan yang tinggi. Berdasarkan
elemen–elemen 7C’s framework yang
telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat
pemetaan 7C’s framework yang biasanya digunakan untuk menganalisis
suatu model bisnis yang akan diterjemahkan dalam perancangan sebuah situs pemasaran
yang konkret (Rayport & Jaworski, p183-185).
Ada 6 komponen yang kami gunakan dari 7C’s framework untuk menganalisis
website BPKD Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kontek, Isi, Komunitas,
Kustomisasi, Komunikasi, Komunikasi dan Koneksi.
1.
Kontek
Untuk
halaman website BPKD Provinsi Kalimantan Barat yang dapat diakses melalui http://bpkd.kalbarprov.go.id.
![]() |
a.
Estetika, dari segi
estetika dapat kita lihat untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat sudah
dapat menggabungkan antara foto dan gambar dengan visual yang baik.
b.
Fungsional, fokus pada
bidang jasa dan informasi dapat dilihat dari menu Tugas & Fungsi dan Visi
& Misi.
2. Isi
a. 
Offering mix,
terdapat OPAC online pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat. Dan terdapat juga repositori yang
dapat diakses melalui http://kalbariana.web.id/digilib-perpustakaan-digital/ untuk software repositorinya
menggunakan SLiMS.


b.
Multimedia mix, BPKD
Provinsi Kalimantan Barat terdapat perpaduan teks dan gambar.
c.
Timeline mix, untuk
website BPKD Provinsi Kalimantan Barat update terakhir dari artikelnya pada
bulan September 2016. Sedangkan untuk website Deposite Pustaka Kalimantan Barat
terakhir update pada bulan Januari 2017.
3. Komunitas
a. Nonexsistent,
untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat dikategorikan nonexsistent pada
komunitas websitenya karena belum ada cara untuk pengguna saling berkomunikasi.
4. Kustomisasi
a. Generic,
kustomisasi website BPKD Provinsi Kalimantan Barat dikategorikan generic karena informasi yang
ditampilkan sama untuk semua pengguna.
5. Komunikasi
Untuk
komunikasi pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat belum tercipta antara
pemustaka dan pustakawanya.
6. Koneksi
a.
Outside links, terdapat
outside links pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat.
b.
Framed links, untuk
framed links pada BPKD Provinsi Kalimantan Barat belum ada.
c.
Destination site,
untuk destination sitenya menuju ke website Deposit Pustaka Kalimantan Barat.
Sedangkan Hub sitenya menuju ke website OneSearch, Perpusnas &
kalbarprov.go.id

BAB III
PENUTUP
Dengan
adanya website sangat memudahkan kita mencari suatu informasi. Karena tidak
terkendala oleh waktu dan tempat. Untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat
sudah cukup baik dari segi tampilan atau interfacenya. Dan ditambah lagi dengan
adanya koleksi digital pada website tersebut. Tetapi ada kekurangan-kekurangan
yang masih dimiliki website BPKD Provinsi Kalimantan Barat jika ingin membuat
penggunanya menjadi satisfied atau puas. Salah satunya dengan mengupdate
konten-konten secara rutin.
Dengan
melakukan penilaian 7C’s Framework pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Seperti konten yang jarang diupdate,
komunitas, belum ada fitur untuk melakukan komunikasi antar pustakawan dan
pemustaka dan lain-lain. Semoga kedepannya website BPKD Provinsi Kalimantan
Barat dapat menambahkan atau mengembangkan fitur-fitur yang belum ada sesuai
dengan Library 2.0 agar penggunanya menjadi satisfied atau puas.
Daftar Pustaka
Dendi, S. (n.d.). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. diakses tanggal 07 Jun. 17
Jeffrey F,
R., & Jaworski, B. (2004). Introduction to E-Commerce. New York:
The McGraw-Hill, Inc. diakses tanggal
07 Jun. 17
Santoso, B.
(n.d.). ANALISIS PERBANDINGAN WEBSITE PERPUSTAKAAN UII. Retrieved from
https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/pb/article/view/106/68 diakses tanggal 07 Jun. 17
Sari, Y.
(n.d.). Evaluasi Kriteria Aspek Konten Website Perpustakaan (Studi Kasus
Pada Website the National Library Australia). Retrieved from
http://www.scribd.com/doc/75364870/5/Pengertian%C2%A0Web%C2%A0Site diakses tanggal 07 Jun. 17
http://bpkd.kalbarprov.go.id/diakses
tanggal 07 Jun. 17
http://www.kalbariana.web.id/diakses
tanggal 07 Jun. 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar