Sabtu, 18 Mei 2019

ANALISIS WEBSITE BPKD PROVINSI KALIMANTAN BARAT


ANALISIS WEBSITE BPKD PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Matakuliah
Pemanfaatan Internet




Disusun Oleh :
Ramadhan Saukani
Ramadhan
Aslam Hafiz
Stevani Anggi



PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan laporan ini yaitu memenuhi tugas matakuliah Pemanfaatan Internet.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pemanfaatan Internet yaitu Sahidi, M.IP.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.




Pontianak, Juni 2017


Penulis



Daftar Isi






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Seiring perkembangannya teknologi informasi banyak perusahaan atau instansi pemerintah yang memanfaatkannya untuk memudahkan penggunanya dalam akses, terutama dengan adanya website. Website merupakan suatu halaman yang berisi informasi yang dapat direpresentasikan dalam bentuk dokumen, text, gambar, dan lainya. Setiap halaman website memiliki link-link yang berfungsi menghubungkan halaman satu dengan halaman lainya (Yunita Sari 2010). Tentu saja suatu website memiliki penilaian untuk menentukan apakah suatu website itu ramah dalam artian pengguanaanya. Oleh karena itu kami menggunakan teknik penilaian 7C’s Framework untuk menganalisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa itu website ?
2.    Apa itu 7C’s framework ?
3.    Bagaimana hasil analisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat ?

C.  Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui apa itu website
2.    Mengetahui apa itu 7C’s framework
3.    Mengetahui hasil analisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat



BAB II
PEMBAHASAN

Website merupakan suatu halaman yang berisi informasi yang dapat direpresentasikan dalam bentuk dokumen, text, gambar, dan lainya. Setiap halaman website memiliki link-link yang berfungsi menghubungkan halaman satu dengan halaman lainya (Yunita Sari 2010).
Website adalah sistem untuk mengakses, manipulasi, dan mengunduh dokumen hipertext yang terdapat di komputer yang dihubungkan melalui internet, jejaring, jaringan (KBBI 1998)
Ada beberapa teori yang dapat digunakan dalam melakukan analisis website. Salah satunya adalah teori 7C’s framework.

7C’s framework adalah sebuah kerangka kerja yang banyak digunakan sebagai panduan untuk merancang customer interface dalam web pemasaran online (e-marketing). Interface adalah representasi virtual dari nilai–nilai yang dipilih oleh perusahaan (Rayport & Jaworski, 2003, p150-151). Kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung kepada seberapa baik perusahaan dapat mengimplementasikan setiap elemen 7C framework, tetapi juga kepada seberapa baik semua elemen tersebut bekerja bersama–sama untuk mendukung nilai dari proposisi dan model bisnis perusahaan. Dua konsep yang dapat membantu pemahaman pengembang sistem mengenai bagaimana mensinergikan semua elemen 7C’s framework adalah fit dan reinforcement. Fit adalah seberapa baik setiap elemen 7C’s secara individual mendukung model bisnis. Reinforcement mengacu kepada tingkat konsistensi antar setiap elemen 7C’s (Rayport & Jaworski, 2003, p153). Berdasarkan kajian analisis perbandingan yang telah dilakukan oleh Lee dan Bensabat pada tahun 2004, 7C’s framework juga dapat diterapkan dalam perancangan interface sebuah aplikasi mobile dengan mengembangkan framework yang telah ada ke dalam konteks mobile (Pousttchi & Wiedemann, 2010, p347-348). Berikut ini adalah tujuh elemen yang ada di dalam 7C’s framework (Rayport & Jaworski, 2003, p154-182), antara lain :
1.    Kontek (Context)
Context, atau  look  and  feel  dari  sebuah  tampilan  antar  muka  dengan pengguna dapat dikategorikan ke dalam beberapa kriteria, antara lain :
a.    Estetika (aesthetic). Situs yang berorientasi kepada estetika akan  menggabungkan teks, grafik, dan foto dengan visual yang tinggi.
b.    Fungsional (functional). Situs  yang  berorientasi  secara  fungsional  berfokus  kepada penawaran utama, baik berupa produk, jasa, atau informasi. Berdasarkan kategori tersebut, elemen context dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain: Dominan estetika (aesthetically-dominant), Dominan fungsional (functionally-dominant), dan Terintegrasi (integrated).
2.    Isi (Content)
Content menekankan kepada informasi digital yang terkandung dalam situs, termasuk audio, video, gambar, dan teks. Empat jenis content, antara lain :
a.    Offering mix, mengacu kepada bobot yang  diberikan  terhadap  setiap konten, yaitu dapat berupa produk, jasa, atau informasi.
b.    Appeal mix, mengacu kepada pesan promosi perusahaan.
c.    Multimedia mix, mengacu  kepada  bagaimana  pilihan  desainer  dalam mengkombinasikan teks, audio, gambar, video, dan grafik.
d.    Timeliness mix, adalah seberapa up-to-date informasi yang ditampilkan. konten dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu: Product dominant, Information dominant, dan Service dominant.
3.    Komunitas (Community)
Elemen community membentuk rasa keanggotaan melalui keterlibatan atau daya tarik yang sama. Community dapat dipahami sebagai interaksi antara pengguna,   baik   dengan   interaksi   one-to-one   atau   one-to-many.   Tiga klasifikasi dalam elemen community antara lain :
a.    Nonexistent. Klasifikasi nonexistent adalah situs yang tidak memiliki komunitas sehingga tidak ada cara pengguna untuk saling berkomunikasi dengan pengguna lainnya, baik secara one-to-one maupun one-to-many.
b.     Limited. Klasifikasi   limited   adalah   situs   yang   menawarkan   fitur   misalnya membaca dan mem-posting informasi, cerita, atau opini bagi komunitas terbatas situs tersebut. Fitur yang ditawarkan umumnya non-interactive.
c.    Strong. Sebuah situs dapat diklasifikasikan dalam strong jika menawarkan fungsi  komunitas yang interaktif, misalnya chat rooms dan message boards.
4.    Kustomisasi (Cuztomization)
Customization adalah kemampuan situs dalam menampilkan konten yang sesuai untuk setiap pengguna. Apabila kustomisasi dilakukan oleh pengguna disebut  dengan  personalization,  sedangkan  apabila  kustomisasi dilakukan oleh situs tersebut disebut tailoring. Klasifikasi dari elemen customization antara lain :
a.    Generic, mengacu kepada situs yang menampilkan informasi yang sama untuk semua pengguna.
b.     Moderately customized, mengacu kepada kostumisasi informasi pengguna dengan memanfaatkan penyimpanan informasi misalnya dengan menggunakan cookie.
c.     Highly customized, mengacu kepada kemampuan kostumisasi tinggi yang dapat dilakukan oleh pengguna, misalnya menentukan sendiri tampilan dan konten yang diinginkan masing-masing.
d.    Communication, mengacu  kepada  dialog  antara  organisasi  (perusahaan) dengan pengguna.  Tiga jenis komunikasi antara lain:
1)   Broadcast, adalah bentuk komunikasi yang mengacu kepada informasi satu arah yang dikirimkan oleh organisasi kepada pengguna, dengan tidak ada mekanisme untuk respon dari pengguna.
2)    Interactive, adalah bentuk komunikasi dua arah antara organisasi dengan pengguna.
3)   Hybrid, adalah situs yang mendukung bentuk komunikasi broadcast dan interactive. Empat klasifikasi dari elemen communication antara lain:
a)      one-to-many, nonresponding user
b)      one-to-many, responding user
c)      one-to-one, nonresponding use
d)      one-to-one, responding user
5.    Komunikasi (Communication)
Komunikasi adalah dialog dua arah antara situs dan penggunanya. Komunikasi dapat dibagi menjadi tiga bentuk: komunikasi situs untuk pengguna (misalnya notifikasi email), pengguna untuk situs (misalnya permintaan customer service), atau komunikasi dua arah (misalnya instant messaging).
6.    Koneksi (Connection)
Connection  adalah  tingkat  dimana  situs  dapat  terhubung  dengan  situs lainnya, biasanya ditampilkan kepada pengguna berupa teks yang digaris bawah atau di-highlight, gambar, atau grafik. Pada saat pengguna mengklik link tersebut maka secara langsung akan memunculkan file teks, grafik, atau suara, atau halaman web yang merupakan kombinasi dari semua file tersebut. Empat jenis connection antara lain:
a.    Outside links, adalah link yang memindahkan pengguna dari situs asli ke situs lainnya.
b.    Framed links, mirip dengan outside links, tetapi framed links akan menampilkan halaman situs baru dalam frame dari situs asli.
c.    Pop-up windows, link ini akan menampilkan halaman situs baru dalam browser windows lain sementara halaman situs awal tetap berada di belakang.
d.    Outsourced content, jenis ini mengacu kepada konten yang berasal dari situs pemasok luar. Konten ditampilkan dengan sangat jelas dan biasanya dengan link untuk menuju web asal konten tersebut, tetapi pengguna tidak perlu meninggalkan situs asli untuk melihat konten situs pemasok. Elemen connection dapat dibagi ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan tipe koneksi yang ditampilkan dan apakah koneksi tersebut akan membawa pengguna  keluar  dari  situs  asal  atau  tetap  di  situs  asal. Tiga klasifikasi tersebut antara lain :
1)   Destination site, dalam klasifikasi ini, situs akan menampilkan konten yang dibuat dan disediakan oleh situs tersebut sendiri, dan dengan sangat sedikit link menuju situs lain. Mereka juga biasanya memberikan lisensi konten kepada situs lain dengan biaya lisensi.
2)   Hub site, situs dengan klasifikasi ini menampilkan kombinasi antara konten milik sendiri dan link yang selektif dengan situs lainnya yang berkaitan. Biasanya situs ini bertindak sebagai gerbang kepada informasi untuk industri atau topik yang spesifik.
3)   Portal site, situs ini memiliki banyak informasi dari situs pihak luar dan link yang menuju kepada situstersebut, tetapi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali konten asli dari pemilik situs tersebut.
7.    Komersial (Commerce)
Fitur commerce dari sebuah antar muka konsumen mendukung situs untuk melakukan transaksi finansial. Fitur ini adalah yang paling penting dalam situs yang dominan produk, tetapi tidak jarang juga terdapat dalam situs dominan informasi atau dominan layanan. Alat–alat fungsional yang mendukung e-commerce contohnya antara lain registrasi, shopping cart, keamanan dengan teknologi enkripsi dan otentikasi, persetujuan kartu kredit, pesanan melalui afiliasi, teknologi konfigurasi, pelacakan pesanan, opsi pengiriman. Terdapat tiga klasifikasi umum elemen commerce, antara lain :
a.    Low, situs dengan klasifikasi ini memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki fitur fungsional e-commerce yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya dimiliki oleh bisnis kecil atau web tersebut memiliki bagian yang kecil dalam persentase penjualan mereka.
b.    Medium, situs dengan klasifikasi ini memiliki beberapa fungsi e-commerce, tetapi digunakan sebagai pendukung.  Situs  dengan  tujuan  utama  menjual produk dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi ini.
c.    High, situs ini memiliki semua atau hampir semua fitur e-commerce, biasanya dimiliki perusahaan online besar dengan volume penjualan yang tinggi. Berdasarkan  elemen–elemen  7C’s framework  yang  telah  dijabarkan  pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat pemetaan 7C’s framework  yang biasanya digunakan untuk menganalisis suatu model bisnis yang akan diterjemahkan dalam perancangan sebuah situs pemasaran yang konkret (Rayport & Jaworski, p183-185).

Ada 6 komponen yang kami gunakan dari 7C’s framework untuk menganalisis website BPKD Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kontek, Isi, Komunitas, Kustomisasi, Komunikasi, Komunikasi dan Koneksi.
1.    Kontek
Untuk halaman website BPKD Provinsi Kalimantan Barat yang dapat diakses melalui http://bpkd.kalbarprov.go.id.
 










a.    Estetika, dari segi estetika dapat kita lihat untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat sudah dapat menggabungkan antara foto dan gambar dengan visual yang baik.
b.    Fungsional, fokus pada bidang jasa dan informasi dapat dilihat dari menu Tugas & Fungsi dan Visi & Misi.
2.    Isi
a.    Offering mix, terdapat OPAC online pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat. Dan terdapat juga repositori yang dapat diakses melalui http://kalbariana.web.id/digilib-perpustakaan-digital/ untuk software repositorinya menggunakan SLiMS.
b.    Multimedia mix, BPKD Provinsi Kalimantan Barat terdapat perpaduan teks dan gambar.
c.    Timeline mix, untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat update terakhir dari artikelnya pada bulan September 2016. Sedangkan untuk website Deposite Pustaka Kalimantan Barat terakhir update pada bulan Januari 2017.
3.    Komunitas
a.    Nonexsistent, untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat dikategorikan nonexsistent pada komunitas websitenya karena belum ada cara untuk pengguna saling berkomunikasi.
4.    Kustomisasi
a.    Generic, kustomisasi website BPKD Provinsi Kalimantan Barat  dikategorikan generic karena informasi yang ditampilkan sama untuk semua pengguna.
5.    Komunikasi
Untuk komunikasi pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat belum tercipta antara pemustaka dan pustakawanya.
6.    Koneksi
a.    Outside links, terdapat outside links pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat.
b.    Framed links, untuk framed links pada BPKD Provinsi Kalimantan Barat belum ada.
c.    Destination site, untuk destination sitenya menuju ke website Deposit Pustaka Kalimantan Barat. Sedangkan Hub sitenya menuju ke website OneSearch, Perpusnas & kalbarprov.go.id



BAB III
PENUTUP

Dengan adanya website sangat memudahkan kita mencari suatu informasi. Karena tidak terkendala oleh waktu dan tempat. Untuk website BPKD Provinsi Kalimantan Barat sudah cukup baik dari segi tampilan atau interfacenya. Dan ditambah lagi dengan adanya koleksi digital pada website tersebut. Tetapi ada kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki website BPKD Provinsi Kalimantan Barat jika ingin membuat penggunanya menjadi satisfied atau puas. Salah satunya dengan mengupdate konten-konten secara rutin.

Dengan melakukan penilaian 7C’s Framework pada website BPKD Provinsi Kalimantan Barat masih terdapat kekurangan-kekurangan. Seperti konten yang jarang diupdate, komunitas, belum ada fitur untuk melakukan komunikasi antar pustakawan dan pemustaka dan lain-lain. Semoga kedepannya website BPKD Provinsi Kalimantan Barat dapat menambahkan atau mengembangkan fitur-fitur yang belum ada sesuai dengan Library 2.0 agar penggunanya menjadi satisfied atau puas.


Daftar Pustaka


Dendi, S. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. diakses tanggal 07 Jun. 17
Jeffrey F, R., & Jaworski, B. (2004). Introduction to E-Commerce. New York: The McGraw-Hill, Inc. diakses tanggal 07 Jun. 17
Santoso, B. (n.d.). ANALISIS PERBANDINGAN WEBSITE PERPUSTAKAAN UII. Retrieved from https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/pb/article/view/106/68 diakses tanggal 07 Jun. 17
Sari, Y. (n.d.). Evaluasi Kriteria Aspek Konten Website Perpustakaan (Studi Kasus Pada Website the National Library Australia). Retrieved from http://www.scribd.com/doc/75364870/5/Pengertian%C2%A0Web%C2%A0Site diakses tanggal 07 Jun. 17
http://bpkd.kalbarprov.go.id/diakses tanggal 07 Jun. 17
http://www.kalbariana.web.id/diakses tanggal 07 Jun. 17



Tidak ada komentar:

Posting Komentar