MODEL PERILAKU PENELUSURAN INFORMASI MENURUT “WILLSON”
Alfianus
Deo1 Markus Kapitan2 Ramadhan3 Ramadhan
Saukani4
(Mahasiswa Jusursan D3 Perpustakaan Universitas
Tanjungpura Pontianak)
Abstrak
Informasi adalah
suatu data yang diolah dan dikemas untuk kebutuhan penggunanya. Orang yang
membutuhkan informasi disebut user
atau pengguna. Setiap user atau
pengguna membutuhkan informasi yang berbeda-beda. Karena itu diperlukan
strategi khusus untuk menelusur suatu informasi. Didalam melakukan penelusuran
suatu informasi terkadang ditemukan berbagai macam kendala, seperti lingkungan,
situasi dan tujuan yang ada dari individu itu sendiri. Kendala terjadi karena
faktor internal dan faktor eksternal. Dalam menelusur sebuah informasi
diperlukan suatu teori atau model penelusuran informasi. Ada banyak model-model
penelusuran informasi yaitu : model
Willson, model Krikelas, model Ellis, dan lain-lain. Yang salah satunya
akan dibahas yaitu model Willson
beserta contoh studi kasus.
Kata
Kunci :
Model-Model, Informasi, Willson.
PENDAHULUAN
Menurut
Yusuf & Subekti, Informasi adalah kumpulan data yang diproses dan diolah
menjadi data yang memiliki arti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
pengambilan suatu keputusan. Suatu sistem tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya informasi.
Menurut
Lasa HS, kata informasi berasal dari kata informare (bahasa latin)
berarti membentuk melalui pendidikan. Dalam ilmu perpustakaan diartikan berita,
peristiwa, data maupun literatur. Sedangkan dalam ilmu komunikasi, informasi diartikan
keterangan maupun pesan yang berupa suara, isyarat, maupun cahaya yang dengan
cara tertentu dapat diterima oleh sasaran baik berupa mesin maupun makhluk
hidup.
Tiga
hal penting dalam menentuntkan kualitas suatu informasi :
1. Akurat
Informasi
harus bebas dari kesalahan, dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan penggunanya
pada situasi tertentu, disajikan secara lengkap, hanya yang dibutuhkan saja
yang disajikan, dapat disajikan pada lingkup yang luas maupun terbatas,
menunjukkan kinerja yang maksimal dengan pengukuran aktivitas yang telah
diselesaikan sampai kemajuan yang telah dicapai dari sumber daya yang
terkumpul.
2. Tepat
Waktu
Informasi
harus ada saat dibutuhkan, selalu up-to-date, dapat disajikan
berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan, dan dapat disajikan pada periode
sekarang, masa lalu, dan masa yang akan
datang.
3. Mudah
Dimengerti
Informasi
harus dapat disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti, dapat disajikan
secara detail atau ringkasan, dapat diatur dalam urutan tertentu, dapat
disajikan secara naratif baik dalam bentuk angka, grafik dan lainnya, dapat
disajikan dalam bentuk cetak, video display dan media lainnya. (Yusup
& Subekti).
Dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang diolah dan dikemas untuk
kebutuhan penggunanya. Informasi tersebut harus bersifat akurat, kredibel,
mutakhir, dan terpercaya.
LANDASAN
TEORI
Menurut
Lasa HS, kebutuhan informasi adalah kebutuhan yang didasarkan pada dorongan
untuk memahami, menguasai lingkungan, menemukan keingintahuan/curiousity dan
penjelasan/exploratory, berawal dari pertanyaan kemudian dicari
jawabannya. Kebutuhan seseorang tidak dapat lepas dari kebutuhan informasi.
Semakin meningkat kehidupan seseorang, semakin meningkat pula kebutuhan akan
informasi.
Kebutuhan
informasi sangat penting bagi pengguna. Pengguna adalah golongan yang
memerlukan informasi berdasarkan kebutuhannya. Yang tergolong dari tingkat
pendidikan, sosial, pendapatan, kesempatan, dan jenis kelamin.
Mengenai startegi pencarian informasi menurut Marcia J. Bates yang
dikutip oleh Putu, dalam penelitiannya sebagian besar pemakai informasi terjadi
4 hal yang dapat membantah asumsi one query one use (satu pengguna satu
permintaan), yaitu :
1.
Sifat, permintaan/pertanyaan
selalu dinamis, berganti-ganti sejalan dengan waktu.
2.
Dalam proses mencari informasi,
seseorang lebih sering memungut sedikit-sedikit dan belum tentu menggunakan
satu hasil pencarian sebagai patokan kepuasannya.
3.
Pencarian berdasarkan subjek
(subject searching) adalah yang paling populer, namun kenyataannya orang juga
melakukan backward searching (mencari “mundur” dengan mengintip catatan kaki di
sebuah artikel dan menjadikan informasi
di situ sebagai dasar pencarian berikutnya), atau forward searching (mencari
“maju” dengan melihat siapa mengutip siapa, alias mengikuti pola sitasi), atau
jurnal run (hanya mencari dengan patokan nama jurnal-jurnal yang dianggap
paling berwibawa dalam satu bidang tertentu), dan juga area scanning (menelusur
secara agak serampangan alias browsing terhadap bidang-bidang yang dianggap
berkaitan dengan topik pencarian.
4.
Orang yang bergerak disatu bidang
akan memperlihatkan cara dan kebiasaannya dalam mencari berbeda dari bidang
lainnya. (http://iperpin.wordpress.com. 2008).
Dari ke empat hal tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam
mencari informasi yaitu memilih sedikit-sedikit dengan cara berpindah dari satu
sumber ke sumber yang lain dengan menggunakan media tertentu untuk memenuhi
informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Cara mencari informasi
yang efisien yaitu dengan:
1. Memahami topik
Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan
informasi untuk topik tersebut.
2. Mengidentifikasi Query dan frase
Untuk menentukan kata kunci dan frase dari topik yang telah dipahami.
Query adalah istilah pencarian awal untuk mencari informasi (kata kunci).
3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait
Mengidentifikasi konsep-konsep utama adalah awal yang baik. Tidak ada
jaminan bahwa database bisa mengidentifikasi query yang akan ditelusuri. Karena
banyaknya kata atau frase yang mungkin digunakan dalam penelusuran. Yaitu bisa
berupa:
a. Broader Terms (istilah luas) yang akan membantu dalam menemukan
informasi yang lebih umum.
b. Narrower Terms (istilah sempit) yang akan membantu dalam menemukan
informasi yang lebih spesifik.
c. Synonyms or Related Terms (istilah yang terkait) untuk memastikan agar
tidak kehilangan apapun informasi dengan mengabaikan kata kunci yang sama.
4. Membuat pernyataan penelusuran yaitu mencari Query yang sama namun
artinya berbeda, biasanya menggunakan simbol bintang (*) misalnya: untuk
pencarian *comput, termasuk compute, computable, computer, computers. Kemudian mencari frase yang tepat dengan
menentukan kalimat sendiri biasanya dilambangkan dengan tanda kutip (”).
5. Memulai pencarian
Berbagai cara untuk mencari informasi tentang topik
tersebut. Harus memperhatikan tempat penerbitnya, siapa pengarangnya, berkaitan
dengan topik, dan isinya.
6. Mengevaluasi hasil pencarian
Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/
artikel, batasi pencarian dengan menentukan: nama penulis, judul, abstrak,
volume, isi, nama jurnal, kata kunci, jenis dokumen, dan waktunya.
7. Menyimpan hasil pencarian
Ada dua manfaatnya, yaitu: dapat dilihat kembali jika
suatu saat diperlukan dan hasil artikel tersebut dapat disimpan dalam email dan
dapat dipublikasikan.
8. Mengambil referensi
Membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh
dokumen yang didapat. (Putubuku, dalam http://iperpin.wordpress.com. 2008).
Karena sekarang sudah zamannya era teknologi informasi, banyak dari
pengguna kebutuhan informasi menggunakan search engine. Seperti google, yahoo, bing dan
sebagainya. Dikarenakan sifat informasinya lebih mutakhir, serta dapat
menghemat biaya dan waktu.
Kendala
yang diutarakan oleh Wersig, bahwa segala tindakan manusia didasarkan pada
suatu keadaan yang dipengaruhi oleh lingkungan pengetahuan, situasi, dan tujuan
yang ada pada diri manusia. (Pendit). Dari penyataan tersebut dapat kita tahu
bahwa informasi sangat penting. Kendala terjadi karena faktor internal dan
faktor eksternal atau dari kedua faktor tersebut.
Perilaku
informasi merupakan keseluruhan pola laku manusia terkait dengan keterlibatan
informasi. (Yusup dan Subekti). Sepanjang manusia memerlukan, memikirkan,
memperlakukan, mencari, dan memanfaatkan informasi dari beragam saluran,
sumber, dan media informasi lain, itu juga termasuk kedalam pengertian perilaku
informasi.
Wilson
menggambarkan perilaku pencarian informasi dalam dua model. Model yang pertama
di buat pada tahun 1981 dan yang kedua pada tahun 1996. Model yang pertama di
identifikasikan dalam 12 komponen yang di mulai dari pengguna informasi.
Berikut ini adalah model pertama perilaku pencarian informasi menurut Wilson
dalam Donald O. Case,.
![]() |
Pengguna informasi dalam model ini mempunyai kebutuhan informasi
tertentu. Dari kebutuhan informasi tersebut, akan menciptakan perilaku
pencarian informasi yang terdiri dari permintaan sistem informasi dan
permintaan sumber informasi lain. Hasil dari perilaku pencarian infromasi
tersebut yaitu sukses atau gagal. Ketika proses tersebut sukses maka pengguna
mendapatkan informasi, dan akan timbul rasa puas dan tidak puas yang di
lanjutkan ke proses transfer informasi kepada orang lain, kemudian terjadilah
kegiatan pertukaran informasi. (Case). Untuk model yang kedua perilaku
pencarian informasi Wilson (1996) adalah sebagai berikut :
![]() |
Model ini terbatas pada konteks pencarian informasi dan Wilson
menganggap bahwa perilaku informasi merupakan proses melingkar yang langsung
berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam konteks kehidupan
seseorang. Kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku
mencari informasi, melainkan harus dipicu terlebih dahulu oleh pemahaman
seseorang tentang persoalan dalan kehidupannya. Kemudian, setelah kebutuhan
informasi berubah menjadi aktivitas mencari informasi, ada beberapa hal yang
mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu:
a. Kondisi psikologi seseorang
Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku
informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira.
b. Demografis
Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai
bagian dari masyarakat dalam hal ini. Kelas sosial juga dapat mempengaruhi
perilaku informasi seseorang.
c. Peran seseorang di masyarakat
Peran ini khususnya dalam hubungan interpesonal ikut mempengaruhi
perilaku informasi.
d. Lingkungan
Dalam hali ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih
luas.
e. Karakteristik sumber informasi
Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan
informasi.
Kelima
faktor diatas, menurut Wilson akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya
seseorang menunjukkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi.
STUDI KASUS
Pertama, Konteks kebutuhan
informasi > Seseorang dalam konteksnya. Misalnya, seorang mahasiswa ingin
membuat karya ilmiah seperti tugas akhir.
Kedua, Mekanisme pengaktifan
> Teori tentang stress dan cara mengatasi persoalan. Mahasiswa tersebut
terlebih dahulu memiliki pemahaman tentang tema yang ingin diangkat di dalam
tugas akhirnya, misalnya tentang minat baca di Kalimantan Barat.
Ketiga, Variabel perantara >
Psikologis, Demografis, Interpersonal, Lingkungan dan Karakteristik sumber
informasi. Psikologis, mahasiswa tersebut dalam mood yang baik untuk
mengerjakan tugas akhirnya. Demografis, berdasarkan kelas sosialnya mahasiswa
tersebut dapat mencari informasi tentang tugas akhirnya, seperti pergi perpustakaan
atau mencari lewat internet. Interpersonal, mahasiswa tersebut mencari
informasi tentang tugas akhirnya kepada pustakawan. Lingkungan, mahasiwa
tersebut mencari informasi mengenai minat baca baik minat baca yang ada di
Kalimantan Barat ataupun tempat lainnya. Karakteristik sumber informasi,
mahasiswa tersebut mencari sumber informasi tentang tugas akhirnya dari
berbagai sumber seperti, internet, buku dan lain-lain.
Keempat, Perilaku pencarian
informasi > Perhatian pasif, Pencarian pasif, Pencarian aktif, Pencarian
berlanjut. Perhatian pasif, mahasiswa tersebut mendapat informasi tentang tugas
akhirnya dari televisi, radio dan lain-lain. Pencarian pasif, mahasiswa
tersebut pergi ke lembaga untuk mendapatkan hasil penelitian tentang minat baca
di Kalimantan Barat. Pencarian aktif, mahasiswa tersebut melakukan pencarian
informasi tentang tugas akhirnya melalui literatur-literatur yang ada seperti
jurnal, jurnal online, dan lain-lain. Pencarian berlanjut, mahasiswa tersebut
membanding-bandingkan informasi yang didapatnya berdasrakan aspek-aspek
seperti, budaya, letak geografis, dan lain-lain.
Kelima, Pengelolahan dan
pemanfaatan informasi. Mahasiswa tersebut membuat tugas akhirnya berdasarkan
informasi yang subjektif. Sehingga informasi yang terdapat didalam tugas
akhirnya dapat dimanfaatkan oleh pencari informasi lainnya.
SIMPULAN
Model
perilaku pencarian informasi adalah keseluruhan pola dan tingkah laku manusia
sepanjang memikirkan, mencari dan memanfaatkan informasi dari beragam saluran
sumber dan media. Model perilaku pencairan informasi dipengaruhi oleh
faktor-faktor, seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, pendapatan dan
lain-lain. Penyebab utama dari model “Willson” adalah kebutuhan dan kondisi
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Case, D. (2002). Looking for
Information. London: Academic Press. Retrieved from
http://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/download/101/66 (27 Feb. 17)
Fathurrahman,
M. (2016). Model-Model Perilaku Pencarian Informasi. Retrieved from
http://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/download/101/66 (27 Feb. 17)
HS, L.
(2009). Kamus Perpustakaan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher. Retrieved from
http://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/download/101/66 (27 Feb. 17)
Pendit, P.
(2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar
Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI. Retrieved from
http://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/download/101/66 (27 Feb. 17)
Putubuku.
(2008, Oktober 11). Informasi : Dibutuhkan, Diinginkan, Diperlukan.
Retrieved from Ilmu Perpustakaan dan Informasi:
https://iperpin.wordpress.com/2008/10/11/informasi-dibutuhkan-diinginkan-diperlukan/ (27 Feb. 17)
Yusup, M.
(2010). Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta: Kencana.
Retrieved from
http://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/download/101/66 (27 Feb. 17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar