Minggu, 19 Mei 2019

ASAL USUL ALAM SEMESTA


ASAL USUL ALAM SEMESTA
Prodi : D3 Perpustakaan

Disusun Oleh :
Ramadhan Saukani C
Siti Nur Sabrina
Anna Ima Umulani
Izza Nur Karima N
Sabarina
Ade Angga A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016







Rasa ingin tahu manusia terhadap benda-benda di sekitarnya termasuk tentang asal usul alam semesta begitu besar. Teori yang umum saat ini adalah bahwa alam semesta bermula dengan dentuman besar, yang melahirkan waktu, ruang, energi dan materi.
Berdasar paham heliosentris, matahari, dan planet-planet, dan benda-benda lain disekitarnya terikat erat dalam suatu sistem bernama tata surya.
Mereka berasal dari debu dan gas yang sebelumnya telah terbentuk sebagai akibat dari proses kosmis, termasuk di dalamnya ledakan supernova.
            Ilmu yang mempelajari asal usul alam semesta adalah kosmologi. Kosmologi atau filsafat alam (philosophy of nature) berasal dari bahasa yunani kosmos dan logis. Kosmos berarti susunan atau ketersusunan yang baik dan logos berarti ilmu.
Arti penting kontribusi einstein bagi kemajuan komologi terletak dalam karya-karya monumentalnya, yakni teori relativitas khusus (1950) dan teori relativitas umum (1915). Kedua teori ini secara radikal mengubah persepsi kita tentang ruang, waktu, gerak. Serta relativitas itu sendiri. Teori relativitas khusus menerangkan bagaimana memintas ruang dan waktu. Teori relativitas umum juga meramalkan bahwa waktu mengalir lebih perlahan di dekat benda bermassa.
Ketika Edwin Huble, astronom AS yang termasyur, tahun (1929) mengamati bahwa galaksi-galaksi di alam semesta bergerak saling menjahui, terbentuklah bahwa ramalan Eintein bukan hipotesis matematika belakang.
            Inilah yang menandai lahirnya kosmologi moderen, kosmologi yang bertempu pada teori relativitas, serta menjadi landasan berdirinya teori dentuman besar (The Big Bang) yang terkenal itu.
Teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolumen nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan berdiri tegak tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh.


Dalam penelitian yang berlangsungan beberapa tahun dua kelompok penelitian yang berbeda, yang terdiri dari ilmuan inggris, australia, dan amerika, berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 gelaksi. Dari kelompok-kelompok galaksi tersebut, salah satunya terdapat galaksi yang kita tempati ini bima sakti.
Para penelitian yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi tersebut pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang. Di tahun 1960-an para perumus teori memperkirakan bahwa galaksi-galaksi mungkin mulai terbentuk diwilayah-wilayah dimana materi berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar segala setelah perstiwa Big Bang.
Galaksi-galaksi itu seharusnya dapat teramati dalam bentuk fluktuasi sangat kecil pada tingkat panas di sisa-sisa radiasi dari Big Bang  dan dikenal sebagai radiasi latar Alam Semesta.
Radiasi latar alam semesta adalah radiasi panas yang baru mulai dipancarkan 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang. Radiasi ini yangpertama kali ditemukan pada tahun 1965, diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai pengkajian, pengamatan dan diteliti sangat mendalam.
Kelompok colless dan kelompok Einstein telah menemukan kesesuaian antara golongan-golongan kecil yang terlihat pada radiasi latar alam semesta yang teramati pada jarak galaksi. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi terbentuk ditempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar. (1)









Daftar Pustaka

1.         Wakhidah N, Utami U, Turmudi H. Ilmu Alamiah Dasar. Cet. 1. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher; 2007.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar