ASAL
USUL ALAM SEMESTA
Prodi
: D3 Perpustakaan
Disusun
Oleh :
Ramadhan
Saukani C
Siti
Nur Sabrina
Anna
Ima Umulani
Izza
Nur Karima N
Sabarina
Ade
Angga A

FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
Rasa
ingin tahu manusia terhadap benda-benda di sekitarnya termasuk tentang asal
usul alam semesta begitu besar. Teori yang umum saat ini adalah bahwa alam
semesta bermula dengan dentuman besar, yang melahirkan waktu, ruang, energi dan
materi.
Berdasar
paham heliosentris, matahari, dan planet-planet, dan benda-benda lain
disekitarnya terikat erat dalam suatu sistem bernama tata surya.
Mereka
berasal dari debu dan gas yang sebelumnya telah terbentuk sebagai akibat dari
proses kosmis, termasuk di dalamnya ledakan supernova.
Ilmu yang mempelajari asal usul alam
semesta adalah kosmologi. Kosmologi atau filsafat alam (philosophy of nature)
berasal dari bahasa yunani kosmos dan logis. Kosmos berarti susunan atau
ketersusunan yang baik dan logos berarti ilmu.
Arti
penting kontribusi einstein bagi kemajuan komologi terletak dalam karya-karya
monumentalnya, yakni teori relativitas khusus (1950) dan teori relativitas umum
(1915). Kedua teori ini secara radikal mengubah persepsi kita tentang ruang,
waktu, gerak. Serta relativitas itu sendiri. Teori relativitas khusus
menerangkan bagaimana memintas ruang dan waktu. Teori relativitas umum juga
meramalkan bahwa waktu mengalir lebih perlahan di dekat benda bermassa.
Ketika
Edwin Huble, astronom AS yang termasyur, tahun (1929) mengamati bahwa
galaksi-galaksi di alam semesta bergerak saling menjahui, terbentuklah bahwa
ramalan Eintein bukan hipotesis matematika belakang.
Inilah yang menandai lahirnya
kosmologi moderen, kosmologi yang bertempu pada teori relativitas, serta
menjadi landasan berdirinya teori dentuman besar (The Big Bang) yang terkenal
itu.
Teori
Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik
tunggal bervolumen nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14
miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui
sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan
berdiri tegak tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh.
Dalam
penelitian yang berlangsungan beberapa tahun dua kelompok penelitian yang
berbeda, yang terdiri dari ilmuan inggris, australia, dan amerika, berhasil
membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 gelaksi. Dari kelompok-kelompok
galaksi tersebut, salah satunya terdapat galaksi yang kita tempati ini bima
sakti.
Para
penelitian yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi
tersebut pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang.
Di tahun 1960-an para perumus teori memperkirakan bahwa galaksi-galaksi mungkin
mulai terbentuk diwilayah-wilayah dimana materi berkumpul dengan kerapatan yang
sedikit lebih besar segala setelah perstiwa Big Bang.
Galaksi-galaksi
itu seharusnya dapat teramati dalam bentuk fluktuasi sangat kecil pada tingkat
panas di sisa-sisa radiasi dari Big Bang
dan dikenal sebagai radiasi latar Alam Semesta.
Radiasi
latar alam semesta adalah radiasi panas yang baru mulai dipancarkan 350.000
tahun setelah peristiwa Big Bang. Radiasi ini yangpertama kali ditemukan pada
tahun 1965, diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai
pengkajian, pengamatan dan diteliti sangat mendalam.
Kelompok
colless dan kelompok Einstein telah menemukan kesesuaian antara
golongan-golongan kecil yang terlihat pada radiasi latar alam semesta yang
teramati pada jarak galaksi. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti
bahwa cikal bakal galaksi terbentuk ditempat-tempat di mana materi yang muncul
350.000 tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan
yang sedikit lebih besar. (1)
Daftar
Pustaka
1. Wakhidah
N, Utami U, Turmudi H. Ilmu Alamiah Dasar. Cet. 1. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher; 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar