RESUME “UNSUR – UNSUR
OTOMASI PERPUSTAKAAN”
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Individu pada Matakuliah
Automasi Perpustakaan
Automasi Perpustakaan

Disusun Oleh :
Ramadhan Saukani
(F0271151021)
PROGRAM STUDI D3
PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
A. Faktor
– Faktor Pendorong Otomasi Perpustakaan
1. Kemudahan mendapatkan produk TI dan semakin terjangkau
harganya
2. Dudukungan perkembangan teknologi komunikasi
3. Tawaran banyaknya aplikasi untuk automasi perpustakaan
4. Tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, tepat, akurat
dan bervariasi yang harus direnspon secara positif
B. Syarat
– Sayarat Otomasi Perpustakaan
1. Komitmen
pengelola perpustakaan
Ini berarti bahwa,
pengelola perpustakaan (mulai dari tingkatan kepala/penanggungjawab sampai
staff perpustakaan tingkat bawah) dituntut untuk berinisiatif dan memiliki
keteguhan yang kuat untuk mewujudkan automasi perpustakaan. Hal ini perlu
dilakukan dengan diskusi yang efektif di antara mereka mulai dari perencanaan,
persiapan, instalasi, training, ujicoba, sosialisasi, implementasi, evaluasi
dan pengembangan.
2. Dukungan
pimpinan
Inisiatif dan keteguhan
belumlah cukup tanpa dukungan pimpiman di mana perpustakaan tersebut dipayungi,
Oleh karenanya, para pengelola perpustakaan harus mampu meyakinkan pimpinan
induk untuk memberi dukungan dan dorongan penuh.
3. Dana
Dukungan dan dorongan
pimpinan tidaklah sekedar dukungan dan dorongan secara moral saja, akan tetapi yang
pasti dukungan tersedianya anggaran untuk pengadaan hardwares, software,
training, perawatan (mantenance), pengembangan dan pembeayaan lainnya.
4. Perangkat
Keras (Hardwares)
Komponen dari sisi
pandang hardwares, antara lain: komputer, HUB, UTP cable, printer, laminator,
UPS, barcode scanner, scanner dan lainnya, perlu disediakan. Ada yang sifatnya
keharusan, dan ada yang sifatnya opsi.
5. Perangkat
Lunak (Software)
Selain software sistem
operasi, diperlukan software aplikasi untuk automasi perpustakaan. Diharapkan
bahwa, aplikasi automasi perpustakaan bisa diaplikasikan dalam berbagai sistem
operasi (multi-platform), mampu mengelola data secara handal, dapat
dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
6. Network
(Jaringan)
Network (jaringan) adalah
kumpulan dua atau lebih sistem komputer yang terhubung. Ada 2 (dua) jenis
jaringan komputer:
a.
Local-Area Network (LAN):
komputer yang terhubung berada pada tempat yang berdekatan secara geografis
(misalkan satu gedung). Ini berarti bahwa, automasi perpustakaan hanya sebatas
pada lingkup perpustakaan saja, atau lingkup lembaga saja
b.
Wide-Area Network (WAN):
komputer yang terhubung berada pada tempat yang berjauhan dan dihubungkan
dengan line telepon atau gelombang radio. Ini berarti bahwa, perpustakaan
tersambung dengan jaringan global, sehingga data/informasi akan bisa diakses
secara global pula.
7. Data
(anggota, bibliografi)
Untuk bisa dilakukan
transaksi peminjaman pustaka diperlukan data anggota dan data bibliografi. Data
ini bisa diperoleh melalui: entri data baru maupun konversi data yang telah
ada. Agar data mudah ditemukan kembali dan memberi kenyamanan tampilan, maka
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan data diperlukan ketelitian,
kekonsistenan, kecepatan, taat azas pada pedoman/peraturan.
8. Pengguna
(users)
Pengguna yang dimaksud di
sini adalah pemustaka atau siapasaja yang berpotensi menjadi pengguna
perpustakaan (potential users). Memberi kemanfaatan kepada pengguna adalah
salahsatu target dari tujuan automasi perpustakaan. Konsultasi/diskusi dengan
pengguna untuk menentukan kebutuhannya perlu dilakukan. Namun perlu pencerahan
terhadap penilaian yang mungkin keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai
kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak/belum bisa dilakukan
oleh suatu sistem automasi perpustakaan. Catat secara detail tentang kebutuhan
dan keinginan pengguna, karena akan sangat bermanfaat untuk pengembangan sistem
automasi perpustakaan di masa mendatang.
9. System
administrator (administrator sistem)
System administrator atau
administrator sistem automasi perpustakaan mutlak diperlukan. Hal ini untuk
mengatur, mengontrol dan meyakinkan bahwa, seluruh komponen automasi
perpustakaan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karenanya seseorang
yang ditunjuk sebagai administrator sistem harus:
a.
menguasasi komputer dan
jaringan komputer
b.
menguasai aplikasi yang
diterapkan
c.
menguasai operating
system
d.
mempunyai pengetahuan
perpustakaan
e.
memahami
tatakerja/manajemen perpustakaan
f.
mempunyai komitmen
terhadap tugas
g.
mampu bekerja secara
organisasi dan perorangan
h.
mempunyai wawasan yang
luas
i.
selalu bersedia
mengembangakan ilmu dan ketrampilannya
C. Penerapan
Otomasi Perpustakaan
Penerapan automasi perpustakaan lebih dilatarbelakangi:
1.
Jumlah
terbitan/koleksi meningkat
2.
Kebutuhan
informasi meningkat
3.
Jumlah jenis
layanan meningkat
4.
Keterbatasan
SDM
5.
Adanya
“greget” dari pengelola perpustakaan untuk mengembangkan perpustakaannya.
D. Peranan
Katalog Dalam Otomasi Perpustakaan
Modul
manajemen informasi (information management) atau pengolahan bahan pustaka yang
secara umum disebut sebagai modul katalogisasi. Modul katalogisasi adalah modul
untuk membangun database koleksi, bahkan dalam perkembangannya ada beberapa
aplikasi automasi perpustakaan juga berfungsi untuk membangun digital library.
Dengan modul ini, selanjutnya pustakawan dan pengguna perpustakaan bisa
mengkases database yang berisi berbagai jenis koleksi perpustakaan, atau akses
ke database tertentu. Bahkan dimungkinkan database tersebut dimanfaatkan untuk
“resource sharing”.
Database
tersebut meliputi sumber bibliografis dan “authority records” yang siap untuk
diakses dengan menggunakan berbagai strategi penelusuran. Sekali melakukan
penelusuran, record-record akan ditampilkan dan siap untuk di-download untuk
keperluan “copy cataloguing” atau diupdate.. Dalam hal update/editing bisa
dilakukan “full record editing”, holdings maintenance, dan pembuatan entri
baru. Untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik, Modul Katalogisasi harus
memiliki berbagai karakteristik.
Adapun karakteristik
Modul Kalogisasi dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Security system for
different levels (sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan)
2.
Help menues at any menu
(Menu bantuan pada setiap menu/sub menu)
3.
Searching menues (Menu
penelusuran)
4.
Search menu update (Menu
penelusuran yang bisa di-update)
5.
Workform: sort and full
entry (Form isian: ringkas, komplit) apakah dalam format MARC atau Dublin Core
6.
Record control (Kontrol
cantuman)
7.
Identification of
creator, date (entry, modify), language (Adanya identitas pengentri, tanggal
entri tanggal dimodifikasi, bahasa)
8.
Records may be added from
external sources (cantuman-cantuman bisa dikonfersi dari database lain)
9.
Export data may be
possible (Dimungkinkan bisa ekspor data)
10.
Duplicating of records
may be possible (Memungkinkan untuk menduplikasi cantuman)
11.
Authority control
(Kontrol terhadap cantuman bibliografi dalam katalog agar bisa terjaga
konsistennya: pengarang, judul dan subjek).
12.
Authority global update
(Bisa meng-update secara global)
13.
Authority maintenance
(pemeliharaan/perawatan terhadap “authority control”)
14.
Editing, deleting and
merging (Mengedit, menghapus, menggabung)
15.
Automatic indexing
(Proses pengindekan secara automatis)
16.
Unlimited length for
certain fields (Untuk field-field tertentu tidak dibatasi panjang pendeknya)
17.
Repeatable field
(Pengulangan field)
18.
Status update (Bisa
meng-update status)
19.
Item types (Jenis koleksi
untuk mengetahui lama peminjaman, besaran denda, berapa kali bisa diperpanjang,
dll.)
20.
Item sources (Sumber
koleksi)
21.
Item notes (Catatan
koleksi)
22.
Item locations (Lokasi
kolsksi)
23.
Used barcodes are
controlled (Barcode terpakai bisa terkontrol)
24.
Usecount and totalused
are identified (Identitas jumlah penggunaan)
25.
Reports (Laporan)
OPAC adalah “Online Public Access Catalog: provides access
to the library’s holdings via a computer monitor, replacing the traditional
card catalog. May also be called a PAC (Public Access Catalog)”. (OPAC adalah
sarana akses ke data katalog melalui monitor komputer, menggantikan katalog
tradisional, katalog kartu. OPAC juga disebut PAC). Adapun karakteristik OPAC
antara lain sebagai berikut:
1.
searching is faster, easier,
efficient (penelesuran bisa dilakukan lebih cepat, mudah dan efisien)
2.
more users at the same time
(beberapa pengguna bisa melakukan penelusuran dalam waktu yang bersamaan)
3.
browsing is easier (penelusuran
acak bisa dilakukan dengan mudah)
4.
read only (hanya untuk
dibaca)
5.
more searching options (lebih
banyak opsi menu penelusuran)
6.
basic searching/advanced
searching (tersedianya penelusuran sederhana dan penelusuran tingkat
mahir)
7.
boolean operator (AND, OR, NOT)
(tersdianya operator boolean)
8.
display options (tersedianya opsi
tampilan)
9.
internet access (bisa diakses via
internet)
10.
downloading/saving:
external/computer disc (bisa download dan disimpan)
11.
Sending via e-mail (hasil
penelusuran bisa dikirim via e-mail)
12.
truncations (kemampuan penelusuran
dengan pemenggalan kata)
13.
printing is available (menyediakan
fasilitas cetak)
14.
identify items’ status (status
koleksi teridentifikasi)
15.
mengesampingkan huruf besar maupun
huruf kecil dan tanda-tanda baca
16.
articles (a, an, the) pada awal
kata dikesampingkan
17.
dapat dipilih multiple hits untuk
tampilan
E.
Membangun Otomasi Perpustakaan
(SLIMS)
SLIMS merupakan perangkat lunak
otomasi perpustakaan yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan perpustakaan
(sirkulasi, OPAC, manajemen Anggota, Manajemen Koleksi) berbasis web yang di
rilis dengan platform GPL (General Public Licence). Sebagai aplikasi berbasis
web serta berplatform GPL maka aplikasi ini kompatibel untuk berjalan dijaringan
intra maupun internet serta dapat diunduh, dimodifikasi dan
disebarluaskan dengan tetap berpegang pada lisensi GPL.
SLIMS dibangun dengan menggunakan
aplikasi-aplikasi yang banyak digunakan untuk membangun program berbasis web
saat ini seperti Apache, PHP dan MySQL. Ketika aplikasi yang
digunakan untuk membangun aplikasi ini berbasis open source sehingga
memungkinkan pengembangan lebih lanjut oleh pengelola perpustakaan.
Dengan senayan hampir semua aktivitas pengelolaan perpustakaan dapat
dilakukan dengan bantuan komputer dan sarana teknologi informasi lainnya.
Kegiatan sirkulasi, manajemen anggota, manajemen koleksi, administrasi
perpustakaan serta penelusuran koleksi dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer dan senayan. Dengan demikian maka aplikasi ini mampu kebutuhan otomasi
perpustakaan.
Daftar Pustaka
4dM1n. (2015, 12 30). OTOMASI
PERPUSTAKAAN BERBASIS SLIMS. Retrieved from Pelatihan Manajemen |
Informasi Pelatihan Manajemen: http://www.pelatihan-manajemen.co.id/otomasi-perpustakaan-berbasis-slims-2/ (02 Mar. 17)
Wijoyo, W. (2009, Juli 13). MEMBANGUN
AUTOMASI PERPUSTAKAAN: TINJAUAN KEBUTUHAN SPESIFIKASI SOFTWARE. Retrieved
from Widodo H. Wijoyo: http://widodo.staff.uns.ac.id/2009/07/13/membangun-automasi-perpustakaan-tinjauan-kebutuhan-spesifikasi-software/ (02 Mar. 17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar