Sabtu, 18 Mei 2019

INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA


INVENTARISASI BAHAN PUSTAKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Matakuliah Pengembangan Koleksi




Disusun Oleh Kelompok 7 :
Ramadan Saukani C
Ramadhan
Andoyadi
Achmad Bachrudin
Aslam Hafiz


PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016

Kata Pengantar


Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Koleksi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pengembangan Koleksi Tatik Hartatik, M.IP.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.




Pontianak, September 2016


Penulis


Keberadaan bahan pustaka dalam suatu lembaga akan sangat berarti bila perpustakaan itu dapat menunjang tujuan dan program-program dari lembaga dimana perpustakaan bernaung. Misalnya saja, eksistensi suatu perpustakaan sekolah dapat menunjang kurikulum sekolah tersebut. Dengan sendirinya berdiri bahwa tujuan perpustakaan haruslah diselaraskan dengan tujuan sekolah tersebut. Di dalam suatu perpustakaan tidak akan pernah lepas dari unsur bahan pustaka. Perpustakaan mempunyai tugas untuk menghimpun pengetahuan, pengalaman dan ide-ide manusia yang dituangkan dalam tulisan baik tercetak ataupun tidak tercetak. Karena itulah maka koleksi perpustakaan yang ada pada suatu perpustakaan yang ada pada suatu lembaga harus dibina oleh pustakawan dengan baik, salah satunya dalam kegiatan inventarisasi bahan pustaka, dan pembuatan laporan pengembangan koleksi.
1.      Apa itu inventarisasi bahan pustaka?
2.      Apa itu buku induk?
3.      Bagaimana langkah-langkah inventarisasi?
4.      Apa itu inventarisasi bahan pustaka secara elektronik?

1.      Mengetahui tentang inventarisasi bahan pustaka
2.      Mengetahui tentang buku induk
3.      Mengetahui langkah-langkah inventarisasi
4.      Mengetahui inventarisasi bahan pustaka secara elektronik


Ada pepatah yang mengatakan bahwa perpustakaan adalah gudangnya ilmu pengetahuan, maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perpustakaan merupakan komponen utama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan yang perlu dipersiapkan, dikeloladan diayagunakan seoptimal mungkin.
Mendengar kata perpustakaan, orang biasanya langsung membayangkan sederetan buku-buku di dalam rak. Bayangan seperti ini ada benarnya, karena di perpustakaan tersimpan sejumlah bahan pustaka yang disusun secara teratur berdasarkan aturan yang telah ditentukan berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Menurut buku Peraturan Katalogisasi Indonesia (1996 : 159), bahan pustaka adalah suatu dokumen atau set dokumen-dokumen dalam bentuk fisik apa saja, diterbitkan, dikeluarkan, atau diolah sebagai bentuk fisik apa saja, diterbitkan, dikeluarkan, atau diolah sebagai suatu kesatuan dan dengan demikian merupakan dasar untuk suatu deskripsi bibliografis tunggal.
Bahan pustaka yang ada diperpustakaan biasanya berasal dari pembelian sumbangan, hadiah atau tukar menukar. Sebelum bahan pustaka digunakan haruslah terlebih dahulu didaftarkan dalam buku induk perpustakaan. Kegiatan pendaftaran koleksi inilah yang disebut bahan pustaka ini dapat dilakukan secara manual atau elektronik. Yang membedakan keduanya yaitu pada media yang digunakan dalam proses pencatatan data koleksi. Bila dilakukan secara manual, proses pencatatan data koleksi dilakukan secara manual ke dalam buku induk atau buku inventaris. Pada inventaris. Pada inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan secara elektronik, proses pencatatan data koleksi menggunakan bantuan komputer setelah semua bahan pustaka terdaftar dalam buku induk, dibuatlah laporan pengembangan koleksi perpustakaan untuk mengetahui jumlah koleksi di perpustakaan itu bertambah atau berkurang. Oleh karena itu, sebelum membuat laporan terlebih dahulu kita perlu memahami tentang pengertian inventarisasi bahan pustaka dan buku induk.

Inventarisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, pencatatan atau pendaftaran milik kantor (sekolah, rumah tangga, dan lain-lain) yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Pengertian lainnya, pencatatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan lain-lain.
Inventarisasi bahan pustaka merupakan suatu kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka yang diterima oleh suatu perpustakaan ke dalam buku induk atau buku inventaris perpustakaan menyangkut semua data bibliografi yang sesuai dengan kebutuhan pelaporan dan database, sebagai tanda bukti perbendaharaan atau pemilikan perpustakaan.
Inventarisasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dikerjakan oleh petugas di perpustakaan sebelum bahan pustaka itu diproses di bagian pengolahan. Adapun tugas bagian inventarisasi adalah menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah ditetapkan.
Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka itu adalah kegiatan pencatatan semua bahan pustaka milik perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan. Kegiatan inventarisasi bahan pustaka bila dijabarkan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a.       Pemberian cap / stempel kepemilikan perpustakaan
b.      Pemberian nomor inventaris buku / nomor induk buku
c.       Pencatatan data koleksi ke dalam buku induk atau buku inventaris
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi bahan pustaka, yaitu :
·         Buku induk atau buku inventarisasi, berisi kolom-kolom yang berhubungan dengan bahan pustaka seperti; judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit dan lain-lain.
·         Cap / stempel inventarisasi, berisi nama perpustakaan yang bersangkutan kolom inventaris, tahun dan tanggal waktu buku itu dicatat dalam buku inventaris.
Contoh :
Kotak Teks: UPT PERPUSTAKAAN
...............................
No. Faktur/tgl.  :
Toko/penebit  :
Harga/asal  :
Pengiriman  :
Tgl. Terima  :
Nomor Induk  :

 








·         Cap/stempel perpustakaan, berisi nama, alamat dan simbol perpustakaan yang bersangkutan.
MILIK UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
 
Contoh :




Apapun jenis koleksi perpustakaan yang merupakan milik dan kekayaan perpustakan harus dicatat dalam buku invetarisasi, yang disebut juga sebagai buku induk. Buku induk merupakan sumber informasi tentang bahan pustaka yang merupakan kunci perpustakaan itu sendiri (Suryana, S.,1982)
Buku induk merupakan berkas resmi stok buku yang dimiliki perpustakaan. Buku induk ini harus disimpan secara cermat dan tidak hilang karena buku induk perpustakaan merupakan berkas dasar dari buku atau dokumen yang dimiliki perpustakaan.
            Buku induk berfungsi untuk :
1.      Mendaftarkan segala bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
2.      Mengetahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
3.      Mengetahui jumlah bahan pustaka pada tahun tertentu.
4.      Menemukan judul-judul bahan pustaka yang hilang atau rusak.
5.      Mengetahui asal atau sumber darimana bahan pustaka itu berasal.
6.      Mengetahui jumlah buku berdasarkan golongan.
Buku induk dibuat berdasarkan urutan nomor. Dalam pencatatan ke buku induk bisa digunakan buku besar yang terbagi atas kolom-kolom. Kolom-kolom tersebut disediakan untuk menuliskan keterangan yang berkenaan dengan bahan pustaka yang dimiliki antar lain memuat nomor urut, tanggal terima; nomor induk, pengarang, judul, edisi, penerbit, tahun, asal, harga dan keterngan lainya.
Contoh format buku induk untuk buku:
No.
Tgl, terima
No. Induk
Pengarang
Judul
Edisi
Penerbit
Tahun
Asal
Harga
No.Panggil
Ket













Selain buku induk untuk buku ada juga buku induk untuk majalah yang dijilid, dijurnal dan buku induk untuk koleksi non buku.

Didalam melakasanakan kegiatan inventarisasi bahan pustaka ada langkah-langkah yang harus dilakukan:
a.       Memeriksa penerimaan, Buku yang diterima oleh perpustakaan terlebih dahulu diperiksa kondisinya dalam keadaan baik atau ada kerusakan.
b.      Memisahkan buku yang tidak sesuai dengan pesanan.
c.       Membuat dan mengirimkan tanda bukti penerimaan buku
a.       Stempel perpustakaan.
b.      Stempel inventarisasi.
            Stempel hendaknya tidak menghalangi teks dan diusahakan di tempat yang mudah terlihat dan pada bagian-bagian yang penting. Dimana stempel dibubuhkan tergantung pada kebijakan perpustakaan. Biasanya stempel inventarisasi dibubuhkan dibelakang halaman judul, sedangkan stempel perpustakaan pada sisi buku dan halaman-halaman rahasia.

3. Langkah pencatatan.

            semua buku yang diterima dan telah dibubuhi stempel dicatat dalam buku induk dengan mengisi kolom tanggal terlebih dahulu. Setiap buku mendapatkan nomor induk/ nomor inventarisasi yang berlainan. Nomor induk menandai setiap buku dan berguna untuk membedakan buku yang satu dengan yang lainya. Bentuk nomor induk bermacam-macam tergantung kebijakan masing-masing perpustakaan. Namun pada dasarnya nomor induk buku adalah nomor urut dari semua buku yang ada di perpustakaan , mulai dari nomor 1 hingga nomor terakhir buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Dengan adanya nomor induk, petugas perpustakaan mengetahui jumlah buku yang dimiliki perpustakaan.
            Garis besar pencatatan mencakup:
a.       Pencatatan harus berdasarkan kronologis menurut tanggal penerimaan.
b.      Buku induk terdiri dari kolom dan lajur tertentu, diisi sesuai dengan bahan pustaka yang diterima.
c.       Tiap buku mempunyai satu nomor induk.
d.      Tiap  tahun buku induk dapat dimulai dengan nomor baru, tetapi juga dapat dilanjutkan dari tahun ke tahun.
e.       jika bukunya hilang, dicatat pada kolom keterangan.
            Tatacara pencatatan pada buku induk:
a.       Mencatat bahan pustaka satu persatu, mulai dari penerimaan yang paling awal dengan penerimaan yang paling akhir.
b.      mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor yang paling kecil, dilanjutkan  dengan nomor urut seterusnya setiap kali menerima bahan pustaka.
c.       Kolom tanggal diisi dengan tanggal pencatatan penerimaan bahan pustaka.
d.      Kolom nomor induk diisi dengan nomor induk buku (misalnya,001/2008,002/2008,...dan seterusnya atau 08/0002,...dan seterusnya)
e.       Kolom pengarang diisi dengan nama pengarang dari bahan pustaka yang dicatat
f.        Kolom judul diisi dengan judul bahan pustaka yang sedang dicatat
g.      Kolom edisi berisi keterangan edisi buku diterbitkan
h.      Kolom penerbit diisi dengan nama penerbit buku
i.        Kolom tahun diisi dengan tahun penerbitan yang tercantum dalam buku
j.        Kolom ekseplar diisi dengan keterangan jumlah eksemplar bahan pustaka
k.      Kolom harga satuan diisi dengan harga setiap bahan pustaka bila berasal dari pembelian
l.        Kolom asal buku diisi dengan keterangan nama toko buku, pembelian atau sumbangan
m.    Kolom nmor panggil diisi dengan nomor klasifikasi buku berdasarkan DDC
n.      Kolom keterangan diisi dengan keterangan yang diperlukan misalnya buku hilang


Inventarisasi bahan pustaka secara elektronik yaitu kejutan pencatatan data koleksi   yang dilakukan secara elektronik dengan bantuan media komputer. Langkah-langkah pencatatan pada inventarisasi bahan pustaka secara elektronik sama dengan langkah-langkah inventarisasi bahan pustaka secara menual. Perbedaan hanya terletak pada proses pencatatannya.
Ada beberapa program yang dapat digunakan untuk inventarisasi bahan pustaka secara elektronik yang sederhana, diantaranya : MS Word MS Excel, dan MS Acces. Cara penggunaan program tersebut yaitu dengan membuat label inventarisasi seperti yang dirancang dalam invetarisasi secara menual, kemudian masing-masing kolom pada label tersebut diisi seperti pengisian secara menual. Disamping itu saat ini telah banyak program-program aplikasi komputer yang ditawarkan untuk inventarisasi bahan pustaka secara elektronik yang sekaligus dapat digunakan untuk katalogisasi penulusuran sirkulasi, dan pelaporan. Program-program aplikasi komputer tersebut diantaranya : CD/ISIS, DYNIK, SIPISIS, dan sebagainya. Inventarisasi bahan pustaka menggunakan program aplikasi komputer tersebut yaitu data koleksi dimasukan, kemudian data disimpan. Setelah data masuk, data dapat ditelusur dan ditampilkan sebagai katalog, atau dapat ditampilkan dalam tabel seperti buku induk, dan kemudian dapat dicetak.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka itu adalah kegiatan pencatatan semua bahan pustaka milik perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan. Kegiatan tersebut harus mengikuti aturan serta langkah-langkah yang telah ditentukan. Dengan mengikuti perkembangan era teknologi yang sesuai dengan zamannya.
Sebagai pustakawan mau tidak mau harus bisa melakukan kegiatan inventarisasi bahan pustaka. Pustakawan juga harus bisa kreatif dan invovatif. Sehingga bisa memadukan inventaris perpustakaan dengan teknologi yang ada.


Daftar Pustaka


Damayanty. (2009). 2009. Inventarisasi Bahan Pustaka Dan Pembuatan Laporan Pengembangan Koleksi.
Perpustakaan Nasional RI. (1992). Peraturan Katalogisasi Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Suryana, R. (1982). Membina Perpustakaan Sekolah: pengantar teori dan praktek. Bandung: Paramartha.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar