Sabtu, 18 Mei 2019

KENDALA PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN


KENDALA PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Matakuliah
Pendidikan Pemakai Perpustakaan


Disusun Oleh :
Alfianus Deo
Ramadhan
Ramadhan Saukani C




PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pemakai Perpustakaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pendidikan Pemakai Perpustakaan yaitu Tatik Hartatik, M.IP.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.




Pontianak, November 2017


Penulis



Daftar Isi






BAB I
PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang seperti yang kita ketahui dengan yang namanya ledakan informasi. Ledakan informasi ini tidak dapat dibendung lagi, oleh karena itu sudah menjadi peran perpustakaan sebagai pusat informasi untuk mengolah informasi tersebut. Perpustakaan sebagai lembaga atau instansi pemerintah ataupun swasta yang bergerak dibidang layanan jasa dan informasi non profit yang mengacu kepada kepentingan pengguna atau user.
User yaitu pengguna perpustakaan atau biasa yang dikenal dengan istilah pemustaka. Seperti menurut Sulistyo Basuki (1992) di dalam Sugeng Priyanto memberi pengertian pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien jasa informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna sebagai bagian integral dari sistem informasi.
Tentunya di dalam kegiatan perpustakaan yang mengacu kepada kepentingan pengguna harus ada yang namanya pendidikan pengguna. Berikut pengertian pendidikan pengguna menurut beberapa ahli di dalam Jurnal Iqra, yaitu :
1.      Hazel Mews “ ….. instruction given to readers to help them make the best use of a library.”.
Pendidikan Pengguna adalah instruksi yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan baik.
2.      Renford and Hendrickson “ …..encompass all activities designed to teach the user about library resources and research techniques”
Pendidikan pengguna adalah cara suatu kegiatan pengajaran dengan menggunakan berbagai sumber perpustakaan dan cara-cara penelitian
3.      Malley “….a process whereby the library user is firstly made aware of the extend and number of the librarys resources, of its services and of the information sources available to him or her, and secondly taught how to use these resources, servicces and sources”.
Pendidikan pengguna adalah suatu proses dimana pengguna perpustakaan untuk pertama kali diberi pemahaman dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber informasi yang saling terkait, bagaimana menggunakan sumber-sumber tersebut, bagaimana pelayanannya dan di mana sumbernya
Dari penjelasan tentang pendidikan pengguna yang telah dijelaskan diatas, dilanjutkan tentang tujuan dari pendidikan pengguna. Seperti menurut Menurut Rahayuningsih (2005) di dalam Sugeng Priyanto, ada bermacam-macam tujuan yang hendak dicapai, diantaranya adalah :
1.      Agar pemakai menggunakan perpustakaan secara efektif dan efisien.
2.      Agar pemakai dapat menggunakan sumber - sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
3.      Memberi pengertian kepada mahasiswa akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak atau tidak.
4.      Memperkenalkan kepada mahasiswa jenis-jenis koleksi dan ciri-cirinya.
5.      Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan sumber - sumber informasi agar pemakai mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah.
6.      Mengembangkan minat baca pemakainya.
7.      Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya.


1.      Apa saja kendala pendidikan pengguna perpustakaan ?
2.      Apa saja solusi untuk kendala pendidikan pengguna perpustakaan ?

1.      Mengetahui tentang kendala pendidikan pengguna perpustakaan.
2.      Mengetahui solusi untuk kendala pendidikan pengguna perpustakaan.



BAB II
PEMBAHASAN

Dalam suatu kegiatan tentu saja ada yang namanya kendala tidak terkecuali pada kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Adapun kendala – kendala tersebut sebagai berikut :
1.      Masih kurang tingkat kepedulian pustakawan tentang pendidikan pengguna. Hal terakhir terungkap dari hasil survey oleh Perpustakaan Nasional (1992): dari 5.527 responden (pengguna perpustakaan) 49.71 % menyatakan tidak ada bimbingan pengguna.
2.      Masih sangat minimnya literatur dan informasi mengenai pendidikan pengguna. Walaupun kita tahu bahwa, Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi melalui Sub Proyek Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menerbitkan buku “Panduan pelaksanaan pendidikan pengguna di perguruan tinggi”.
3.      Kurang atau tidak adanya “written policy statement” dari masing-masing perpustakaan.
4.      Kurangnya koordinasi dalam pelaksanaan pendidikan pengguna, baik antara staff perpustakaan maupun dengan staff dosen.
5.      Kurangnya dana dan fasilitas yang lain. Hal ini karena masih adanya anggapan yang merendahkan terhadap status atau posisi pustakawan dan perpustakaan, sehingga aktivitas perpustakaan sering terbentur birokrasi yang berbelit dan sempitnya dana.
6.      Kurangnya sumber daya manusia dalam hal ini pustakawan. Baik dari kurangnya tenaga dalam arti dari segi kualitas dan kuantitasnya.
7.      Kurangnya dukungan dari pustakawan dari bagian lain. Hal ini masih sering kita jumpai anggapan “tugasmu adalah tanggungjawabmu sendiri”, dan belum adanya rasa kebersamaan untuk memiliki dan menyajikan layanan perpustakaan. (Widodo H. Wijoyo, 2008)

Dari kendala – kendala yang ada tentunya ada solusi yang diberikan untuk kendala pendidikan pemakai. Adapun solusi – solusi antara lain sebagai berikut :
1.      Menggalakkan tentang pengertian akan arti dan pentingnya pendidikan pengguna kepada seluruh staff perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi antar sejawat sendiri, adanya seminar, workshops, training dalam bidang pendidikan pengguna, pengiriman pustakawan untuk mengikuti pendidikan formal dan non-formal. Kunjungan ke perpustakaan lain yang sejenis adalah dalam upaya untuk studi banding yang tentu saja akan besar manfaatnya, dll.
2.      Dalam hal kurangnya literature dan informasi, dapat disarankan setiap pustakawan yang telah menyelesaiakan pendidikannya (terutama dari luar negeri) diwajibkan membawa pulang literaturnya.
3.      Instansi yang berwenang menerbitkan buku-buku panduan untuk perpustakaan diharapkan terus menerbitkan edisi yang terbaru yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan perpustakaan.
4.      Adanya saling tukar menukar informasi mengenai koleksi dalam bidang pendidikan pengguna khususnya dan umumnya dalam bidang perpustakaan, sehingga dengan demikian perpustakaan lain akan bisa mengcopy.
5.      Usahakan menambah koleksi dengan menyelipkan dalam proyek pembelian buku.
6.      Dengan adanya “written policy statement” tadi akan menjadi bahan pedoman bagi pustakawan untuk melaksanakan tugas tersebut, karena hal tersebut akan mencakup: misi perpustakaan, tujuan dan daftar sasaran yang hendak dicapai, materi apa yang akan dibicarakan, apa yang harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran tersebut, metoda dan media apa yang dipergunakan.
7.      Dengan tersedianya dana yang cukup, belumlah menjamin semua aktivitas akan berjalan dengan sempurna. Hal ini akan kembali lagi kepada faktor manusianya sebagai pengendali segala aktivitas. Kiat pustakawan yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah untuk melaksananan pendidikan pengguna, tentunya dapat dijadikan sebagai indikator untuk keberhasilan peraihan dana. Karena pada dasarnya, tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh, mustahil dana akan tersedia. Atau dengan kata lain, tak ada dana yang datang dengan sedirinya di hadapan pustakawan, jika tak ada usaha dari pustakawan itu sendiri.
8.      Dukungan moralpun sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aset demi suksesnya aktivitas perpustakaan.
9.      Mungkin, penggantian nama-nama bagian akan juga ikut andil untuk meningkatkan citra perpustakaan, misalnya: Sub Bagian Sirkulasi Koleksi bisa diganti dengan Sub Divisi Sirkulasi Koleksi, Sub Bagian Pengembangan Koleksi menjadi Sub Divisi Pengembangan Koleksi, Sub Bagian Katalogisasi menjadi Sub Divisi Katalogisasi. Sedangkan pucuk pimpinan perpustakaan yang kita sebut sebagai Kepala Perpustakaan bisa diganti dengan menggunakan istilah asingnya Library Manager atau Library Executive atau Chief Librarian. (Widodo H. Wijoyo, 2008)

BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan yang telah ada tentang masalah dan solusi dari kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Ada beberapa hal – hal yang harus diperhatikan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Salah satunya dengan mempunyai sumber daya manusia yaitu pustakawan yang memiliki kualitas dan kuantitas menjadi faktor penentu dari kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Dengan didukung oleh kerjasama dengan pihak terkait dan fasilitas ataupun dana yang ada untuk melakukan kegiatan tersebut.

Sumber daya manusia atau pustakawan menjadi kunci dari kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Pustakawan diharapkan dapat memiliki kreatifitas atau inovasi untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada. Disertai niat yang sangat besar  dengan usaha yang maksimal dan dukungan pihak – pihak terkait. Untuk mencapai tujuan yang tidak lain adalah kepuasan dari pemustaka di perpustakaan itu sendiri.



Daftar Pustaka


Malley, I. (1984). The basics of information skills teaching. London: Clive Bingley.
Perpustakaan Nasional R.I. (1992). Survey dan kajian perpustakaan perguruan tinggi: kajian pelayanan di 7 propinsi. Jakarta: Pepustakaan Nasional R.I.
Priyanto, S. (2010, Maret 03). PROGRAM PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI : Manfaat Dan Problematikanya. Diambil kembali dari Librarian Blogs: http://sugengpri.blog.undip.ac.id/2010/03/03/program-pendidikan-pengguna-di-perpustakaan-perguruan-tinggi-manfaat-dan-problematikanya/ (Diakses tanggal 28 Nov. 17)
Rahayuningsih, F. (2005, Agustus). Mengkaji pentingnya pendidikan pengguna. Info Persadha Vol. 3 No.2.
Rangkuti, L. A. (2014, Mei). PENTINGNYA PENDIDIKAN PEMAKAI (USER EDUCATION) DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Jurnal Iqra Vol. 8 No. 1. Diambil kembali dari http://repository.uinsu.ac.id/813/1/Pentingnya%20Pendidikan%20Pemakai%20%28User%20Education%29%20di%20Perpustakaan%20Perguruan%20inggi.pdf (Diakses tanggal 28 Nov. 17)
Sulistyo-Basuki. (1992). Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia.
Wijoyo, W. H. (2008, Desember 15). PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: PREDIKSI TENTANG KENDALA PELAKSANAANNYA. Diambil kembali dari STAFF UNS: http://widodo.staff.uns.ac.id/2008/12/15/pendidikan-pengguna-di-perpustakaan-perguruan-tinggi-prediksi-tentang-kendala-pelaksanaannya/ (Diakses tanggal 28 Nov. 17)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar