KENDALA
PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
pada Matakuliah
Pendidikan Pemakai Perpustakaan
Pendidikan Pemakai Perpustakaan

Disusun Oleh :
Alfianus
Deo
Ramadhan
Ramadhan
Saukani C
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan
makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pemakai Perpustakaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan
dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pendidikan
Pemakai Perpustakaan yaitu Tatik Hartatik, M.IP.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.
Pontianak,
November 2017
Penulis
Daftar
Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang seperti yang kita ketahui dengan yang
namanya ledakan informasi. Ledakan informasi ini tidak dapat dibendung lagi,
oleh karena itu sudah menjadi peran perpustakaan sebagai pusat informasi untuk
mengolah informasi tersebut. Perpustakaan sebagai lembaga atau instansi
pemerintah ataupun swasta yang bergerak dibidang layanan jasa dan informasi non
profit yang mengacu kepada kepentingan pengguna atau user.
User yaitu pengguna
perpustakaan atau biasa yang dikenal dengan istilah pemustaka. Seperti menurut Sulistyo
Basuki (1992) di dalam Sugeng
Priyanto
memberi pengertian pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut
memerlukan dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada
sistem yang memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang
menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien
jasa informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna
sebagai bagian integral dari sistem informasi.
Tentunya
di dalam kegiatan perpustakaan yang mengacu kepada kepentingan pengguna harus
ada yang namanya pendidikan pengguna. Berikut pengertian pendidikan pengguna menurut beberapa ahli di
dalam Jurnal Iqra, yaitu :
1. Hazel
Mews “ ….. instruction given to readers to help them make the best use of a
library.”.
Pendidikan Pengguna
adalah instruksi yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan
perpustakaan dengan baik.
2. Renford
and Hendrickson “ …..encompass all activities designed to teach the user about
library resources and research techniques”
Pendidikan pengguna
adalah cara suatu kegiatan pengajaran dengan menggunakan berbagai sumber
perpustakaan dan cara-cara penelitian
3. Malley
“….a process whereby the library user is firstly made aware of the extend and
number of the librarys resources, of its services and of the information
sources available to him or her, and secondly taught how to use these
resources, servicces and sources”.
Pendidikan pengguna adalah suatu
proses dimana pengguna perpustakaan untuk pertama kali diberi pemahaman dan
pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber
informasi yang saling terkait, bagaimana menggunakan sumber-sumber tersebut,
bagaimana pelayanannya dan di mana sumbernya
Dari penjelasan tentang pendidikan pengguna yang telah
dijelaskan diatas, dilanjutkan tentang tujuan dari pendidikan pengguna. Seperti
menurut Menurut Rahayuningsih (2005) di
dalam Sugeng Priyanto, ada bermacam-macam tujuan yang hendak
dicapai, diantaranya adalah :
1. Agar
pemakai menggunakan perpustakaan secara efektif dan efisien.
2. Agar
pemakai dapat menggunakan sumber - sumber literatur dan dapat menemukan
informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
3. Memberi
pengertian kepada mahasiswa akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam
bentuk tercetak atau tidak.
4. Memperkenalkan
kepada mahasiswa jenis-jenis koleksi dan ciri-cirinya.
5. Memberikan
latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan sumber - sumber
informasi agar pemakai mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang
relevan, mempelajari dan memecahkan masalah.
6. Mengembangkan
minat baca pemakainya.
7. Memperpendek
jarak antara pustakawan dengan penggunanya.
1.
Apa
saja kendala pendidikan pengguna perpustakaan ?
2.
Apa saja
solusi untuk kendala pendidikan pengguna perpustakaan ?
1.
Mengetahui
tentang kendala pendidikan pengguna perpustakaan.
2.
Mengetahui
solusi untuk kendala pendidikan pengguna perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam suatu kegiatan tentu saja ada yang namanya kendala
tidak terkecuali pada kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Adapun kendala
– kendala tersebut sebagai berikut :
1. Masih
kurang tingkat kepedulian pustakawan tentang pendidikan pengguna. Hal terakhir
terungkap dari hasil survey oleh Perpustakaan Nasional (1992): dari 5.527
responden (pengguna perpustakaan) 49.71 % menyatakan tidak ada bimbingan
pengguna.
2. Masih
sangat minimnya literatur dan informasi mengenai pendidikan pengguna. Walaupun
kita tahu bahwa, Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi melalui Sub Proyek
Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menerbitkan buku “Panduan
pelaksanaan pendidikan pengguna di perguruan tinggi”.
3. Kurang
atau tidak adanya “written policy statement” dari masing-masing perpustakaan.
4. Kurangnya
koordinasi dalam pelaksanaan pendidikan pengguna, baik antara staff
perpustakaan maupun dengan staff dosen.
5. Kurangnya
dana dan fasilitas yang lain.
Hal ini karena masih adanya anggapan yang merendahkan terhadap status atau
posisi pustakawan dan perpustakaan, sehingga aktivitas perpustakaan sering
terbentur birokrasi yang berbelit dan sempitnya dana.
6. Kurangnya
sumber daya manusia dalam hal ini pustakawan. Baik dari kurangnya tenaga dalam
arti dari segi kualitas dan kuantitasnya.
7. Kurangnya
dukungan dari pustakawan dari bagian lain. Hal ini masih sering kita jumpai
anggapan “tugasmu adalah tanggungjawabmu sendiri”, dan belum adanya rasa
kebersamaan untuk memiliki dan menyajikan layanan perpustakaan. (Widodo H. Wijoyo, 2008)
Dari kendala – kendala yang ada tentunya ada solusi yang
diberikan untuk kendala pendidikan pemakai. Adapun solusi – solusi antara lain
sebagai berikut :
1. Menggalakkan
tentang pengertian akan arti dan pentingnya pendidikan pengguna kepada seluruh
staff perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi antar sejawat
sendiri, adanya seminar, workshops, training dalam bidang pendidikan pengguna,
pengiriman pustakawan untuk mengikuti pendidikan formal dan non-formal.
Kunjungan ke perpustakaan lain yang sejenis adalah dalam upaya untuk studi
banding yang tentu saja akan besar manfaatnya, dll.
2. Dalam
hal kurangnya literature dan informasi, dapat disarankan setiap pustakawan yang
telah menyelesaiakan pendidikannya (terutama dari luar negeri) diwajibkan
membawa pulang literaturnya.
3. Instansi
yang berwenang menerbitkan buku-buku panduan untuk perpustakaan diharapkan
terus menerbitkan edisi yang terbaru yang disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan perpustakaan.
4. Adanya
saling tukar menukar informasi mengenai koleksi dalam bidang pendidikan
pengguna khususnya dan umumnya dalam bidang perpustakaan, sehingga dengan
demikian perpustakaan lain akan bisa mengcopy.
5. Usahakan
menambah koleksi dengan menyelipkan dalam proyek pembelian buku.
6. Dengan
adanya “written policy statement” tadi akan menjadi bahan pedoman bagi
pustakawan untuk melaksanakan tugas tersebut, karena hal tersebut akan
mencakup: misi perpustakaan, tujuan dan daftar sasaran yang hendak dicapai,
materi apa yang akan dibicarakan, apa yang harus dilaksanakan untuk mencapai
sasaran tersebut, metoda dan media apa yang dipergunakan.
7. Dengan
tersedianya dana yang cukup, belumlah menjamin semua aktivitas akan berjalan
dengan sempurna. Hal ini akan kembali lagi kepada faktor manusianya
sebagai pengendali segala aktivitas. Kiat pustakawan yang sungguh-sungguh dan
pantang menyerah untuk melaksananan pendidikan pengguna, tentunya dapat
dijadikan sebagai indikator untuk keberhasilan peraihan dana. Karena pada
dasarnya, tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh, mustahil dana akan tersedia.
Atau dengan kata lain, tak ada dana yang datang dengan sedirinya di hadapan
pustakawan, jika tak ada usaha dari pustakawan itu sendiri.
8. Dukungan
moralpun sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aset demi suksesnya
aktivitas perpustakaan.
9. Mungkin,
penggantian nama-nama bagian akan juga ikut andil untuk meningkatkan citra
perpustakaan, misalnya: Sub Bagian Sirkulasi Koleksi bisa
diganti dengan Sub Divisi Sirkulasi Koleksi, Sub Bagian
Pengembangan Koleksi menjadi Sub Divisi Pengembangan
Koleksi, Sub Bagian Katalogisasi menjadi Sub Divisi
Katalogisasi. Sedangkan pucuk pimpinan perpustakaan yang kita sebut
sebagai Kepala Perpustakaan bisa diganti dengan menggunakan istilah
asingnya Library Manager atau Library Executive atau Chief
Librarian. (Widodo H. Wijoyo,
2008)
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan yang telah ada tentang masalah dan solusi
dari kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Ada beberapa hal – hal yang
harus diperhatikan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Salah satunya
dengan mempunyai sumber daya manusia yaitu pustakawan yang memiliki kualitas
dan kuantitas menjadi faktor penentu dari kegiatan pendidikan pemakai
perpustakaan. Dengan didukung oleh kerjasama dengan pihak terkait dan fasilitas
ataupun dana yang ada untuk melakukan kegiatan tersebut.
Sumber daya manusia atau pustakawan menjadi kunci dari
kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan. Pustakawan diharapkan dapat memiliki
kreatifitas atau inovasi untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.
Disertai niat yang sangat besar dengan
usaha yang maksimal dan dukungan pihak – pihak terkait. Untuk mencapai tujuan
yang tidak lain adalah kepuasan dari pemustaka di perpustakaan itu sendiri.
Daftar
Pustaka
Malley, I. (1984). The basics of information skills
teaching. London: Clive Bingley.
Perpustakaan Nasional
R.I. (1992). Survey dan kajian perpustakaan perguruan tinggi: kajian
pelayanan di 7 propinsi. Jakarta: Pepustakaan Nasional R.I.
Priyanto, S. (2010,
Maret 03). PROGRAM PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI :
Manfaat Dan Problematikanya. Diambil kembali dari Librarian Blogs:
http://sugengpri.blog.undip.ac.id/2010/03/03/program-pendidikan-pengguna-di-perpustakaan-perguruan-tinggi-manfaat-dan-problematikanya/
(Diakses tanggal 28 Nov. 17)
Rahayuningsih, F.
(2005, Agustus). Mengkaji pentingnya pendidikan pengguna. Info Persadha
Vol. 3 No.2.
Rangkuti, L. A. (2014,
Mei). PENTINGNYA PENDIDIKAN PEMAKAI (USER EDUCATION) DI PERPUSTAKAAN
PERGURUAN TINGGI. Jurnal Iqra Vol. 8 No. 1. Diambil kembali dari
http://repository.uinsu.ac.id/813/1/Pentingnya%20Pendidikan%20Pemakai%20%28User%20Education%29%20di%20Perpustakaan%20Perguruan%20inggi.pdf
(Diakses tanggal 28 Nov. 17)
Sulistyo-Basuki.
(1992). Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia.
Wijoyo, W. H. (2008,
Desember 15). PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI:
PREDIKSI TENTANG KENDALA PELAKSANAANNYA. Diambil kembali dari STAFF UNS:
http://widodo.staff.uns.ac.id/2008/12/15/pendidikan-pengguna-di-perpustakaan-perguruan-tinggi-prediksi-tentang-kendala-pelaksanaannya/
(Diakses tanggal 28 Nov. 17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar