Minggu, 19 Mei 2019

KLASIFIKASI 1

KLASIFIKASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Disusun Oleh :
Dian Anggraini                       F0271151012
Hajiri                                      F0271151008
Ismi Nurhidayah                    F0271151002
Nur wahdini                            F0271151037
Ramadhan Saukani C            F0271151021
Sabarina                                 F0271151038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016




KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Tujuan penulisan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bahasa Indonesia Dami,S.pd.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.




Pontianak, Juni 2016


Penulis




DAFTAR ISI










BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

            Kemudahan mendapatkan bahan pustaka merupakan keharusan bagi perpustakaan yang layanannya berorientasi kepada kepuasan pemustaka. Layanan perpustakaan tidak ada bedanya dengan layanan jasalainnya yang selalu mengutamakan kepentingan pelanggannya.
            Hal yang menjadi permasalahan sampai saat ini adalah masih banyak perpustakaan yang koleksinya belum dikelola dengan sistem tertentu dan belum dilengkapi katalog dalam pelayanannya. Dampaknya bisa ditebak, kesulitan dalam proses pencarian bahan pustaka tidak hanya dialami oleh pemustaka, tetapi juga dialami oleh pustakawan itu sendiri. Dengan kondisi seperti ini tentunya sangat sulit kita harapkan layanan perpustakaan yang sesuai dengan harapan.
            Di samping untuk tenaga perpustakaan (pustakawan), buku ini dapat juga dimanfaatkan oleh para mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi serta bagi guru-guru yang ditugaskan sebagai pengelola perpustakaan sekola

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu klasifikasi ?
2. Apa saja sistem klasifikasi ?
3. Apa itu analisis subjek ?
4. Apa itu DDC ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu klasifikasi
2. Mengetahui tentang sistem klasifikasi
3. Mengetahui analisis subjek
4. Mengetahui apa itu DDC


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian, tujuan,dan manfaat klasifikasi perpustakaan

1.      Pengertian Klasifikasi perpustakaan
Klasifikasi dapat diartikan sebagai pengelompokkan atau penggolongan. Masyarakat kita, baik sadar maupun tidak dalam kehidupannya sudah sering melakukan praktik klasifikasi. Pengertian awam tentang klasifikasi yang dimaknai sebagai penggolongan atau pengelompokkan tentang suatu objek tentu tidak ada salahnya. Walaupun dari sudut pandang perpustakaan pengertian tersebut belum lengkap, tetapi tentunya pengertian seperti itu dapat digunakan sebagai pengantar untuk memahami pengertian klasifikasi perpustakaan yang sebenarnya. Untuk memahami pengertian klasifikasi, pada dasarnya tidak cukup hanya dengan mempelajari satu sumber saja, tetapi memerlukan beberapa rujukan untuk dijadikan bahan bandingan. Sebagai pembuka pemahaman, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:706), dikatakan bahwa klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Klasifikasi perpustakaan tidak hanya sekedar sistem pengodean dan pengorganisasian bahan-bahan sesuai dengan subjeknya, tetapi juga menggambarkan di mana bahan-bahan itu ditempatkan. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa klasifikasi perpustakaan pada dasarnya adalah pengelompokan bahan-bahan pustaka berdasarkan subjek, bentuk, warna, dan lain-lain, dengan menggunakan sistem tertentu sehingga akan memudahkan pencarian dan penempatan kembali koleksi pustaka di dalam rak. Meskipun demikian, apabila diartikan secara luas, menurut Mudyana dan Royani (1976: 14), klasifikasi merupakan suatu proses mental yang terjadi dalam pikiran kita pada waktu mengelompokkan sesuatu objek dan membedakan satu objek dengan objek lainnya.
2.      Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Perpustakaan
Dengan adanya klasifikasi perpustakaan, bahan pustaka akan tersusun secara sistematis sehingga memudahkan pemustaka dan pustakawan untuk menemukan dan menempatkan kembali. Klasifikasi perpustakaan dianggap vital karena tanpa kegiatan tersebut, bahan-bahan pustaka yang jumlahnya ribuan sampai jutaan yang terdiri atas berbagai bentuk akan berubah menjadi tumpukkan informasi yang tidak teratur, sehingga akan menyulitkan dalam pencarian dan penempatannya kembali. Dengan adanya klasifikasi maka bahan-bahan pustaka yang awalnya terkesan “berantakan” akan tertata secara sistematis sehingga semua bahan pustaka dapat ditemukan dengan mudah.
            Sulistiyo-Basuki (1991:397-398) merinci tujuan klasifikasi perpustakaan sebagai berikut :
a.       Menghasilkan urutan yang bermanfaat
Tujuan utama klasifikasi ialah menghasilkan urutan atau susunan dokumen yang paling banyak manfaatnya bagi staf ataupun pemakai perpustakaan. Dokumen disusun menurut kelas berdasarkan hubungan timbal balik antardokumen. Dengan demikian, kelas yang memiliki keterkaitan bisa dikumpulkan menjadi satu.
b.      Penempatan yang tepat
Bila dokumen dipinjam, berarti dokumen tersebut diambil dari rak. Dengan demikian, terjadi kekosongan ruang karena satu dokumen telah diambil. Hal ini mengharuskan klasifikasi perpustakaan menyusun kembali dokumen yang masih ada serta menata kembali bila dokumen dikembalikan. Pengembalian dokumen harus pada tempatnya yang pasti sesuai dengan klasifikasi yang digunakan.
c.       Penyusunan mekanis
Bila susunan dokumen sudah berjalan, biasanya pustakawan segan untuk mengubahnya. Pada susunan yang sudah berjalan, pustakawan menentukan urutan berikutnya dari dokumen yang ada.
d.      Tambahan dokumen baru
Perpustakaan akan menerima buku terus-menerus. Dengan demikian, klasifikasi perpustakaan harus mampu menentukan lokasi yang paling bermanfaat bagi dokumen baru di antara dokumen yang sudah lama.
e.       Penarikan dokumen dari rak
Klasifikasi perpustakaan harus memungkinkan penarikan sebuah dokumen dari rak sehingga susunan dokumen tidak terganggu akibat penarikan tersebut.
f.        Tujuan lain mencakup:
1)      Kompilasi bibliografi, katalog, katalog induk, dan sebagainya
2)      Klasifikasi informasi
3)      Klasifikasi saran yang diterima dari pengunjung perpustakaan
4)      Penjajaran bahan nonbuku seperti korespondensi, foto, dan film mikrofilm
5)      Klasifikasi statistik berbagai jenis, misalnya klasifikasi buku yang dipinjam dapat digunakan untuk analisis permintaan pemakai
6)      Penyusunan entri dalam bagian berkelas dari katalog berkelas
7)      Membantu pengatalog menganalisis isi buku untuk menentukan tajuk subjek buku
8)      Membantu pemakai katalog menentukan lokasi sebuah buku di rak
9)      Membantu staf menyusun daftar buku untuk perpustakaan cabang.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi perpustakaan dapat berfungsi sebagai (a) kunci pelayanan, (b) sebagai penunjuk lokasi bahan pustaka, (c) memaksimalkan penggunaan bahan pustaka, (d) menghemat waktu penelusuran bagi pemustaka dan pustakawan, dan (e) memudahkan menemukan bahan pustaka yang mempunyai subjek yang sama atau berhubungan. Mudyana dan Royani (1991 : 14-15) memerinci manfaat klasifikasi seperti berikut ini:
a)      Pustakawan serta pembaca dapat menyurvei koleksi buku-buku yang dimilikinya.
b)      Ia dapat memilih kemungkinan perkembangan koleksi dan kelebihan kelas yang harus disianginya, kelemahan, serta kekuatan kelas-kelas tertentu.
c)      Ia akan diingatkan oleh kekurangan yang harus diisi oleh kelebihan kelas yang harus disiangi.
d)      Melalui studi dari suatu sistem klasifikasi tertentu, iaakan menemukan cara berpikir secara teratur dan sistematis.
e)      Klasifikasi juga mempunyai nilai yang nyata kepada orang lain di luar perpustakaan, misalnya dalam melengkapi fakta-fakta, pembuatan garis besar subjek-subjek, dan dalam menolong mengklasifikasikan informasi
f)       Mudah membuat bibliografi mengenai masalah tertentu
g)      Mudah mengadakan pameran mengenai masalah tertentu.

B. Jenis,elemen,dan persyaratan sistem klasifikasi perpustakaan

1.      Jenis-jenis klasifikasi perpustakaan
Secara umum ada tiga jenis klasifikasi, yaitu:
a.       Klasifikasi artifisial
Klasifikasi artifisial pada dasarnya menggolongkan setiap bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan melekat pada bahan pustaka tersebut. Misalnya, bahan pustaka digolongkan berdasarkan pengarang, format, ukuran, atau warnanya.
b.      Klasifikasi utiliti
Pengelompokkan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisya. Misalnya, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa.
c.       Klasifikasi fundamental
Jenis klasifikasi fundamental pada dasarnya menggolongkan bahan pustaka yang ada di perpustakaan berdasarkan subjeknya atau inti persoalan yang dibahas dalam bahan pustaka.
Pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa keuntungan.
1)      Bahan pustaka yang subjeknya sama atau hampir sama letaknya berdekatan.
2)      Dapat digunakan sebagai bahan pengambil keputusan untuk menyeimbangkan keadaan koleksi untuk setiap kelas (subjek).
3)      Memudahkan pemustaka dalam menelusur informasi menurut subjeknya.
4)      Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
5)      Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
2.      Elemen-elemen Klasifikasi
a.       Bagan
Bagan klasifikasi dibuat untuk pedoman penyusunan bahan pustaka di dalam rak dengan menyediakan informasi terperinci mengenai ruang lingkup dan urutan subjek yang dicakupnya.

b.      Notasi
Notasi merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk mewakili kelas, divisi, subdivisi, dan seterusnya yang terdapat dalam bangan klasifikasi. Notasi bisa berupa murni angka Arab, dan bisa juga merupakan campuran antara angka dan huruf Arab.
Contoh notasi murni angka:
300—Ilmu-ilmu sosial (DDC)
370—Pendidikan (DDC)
37-Education (UDC)
Contoh notasi campuran:
TH610-6887—Plumbing and pipefitting (LCC)
c.       Indeks
Indeks merupakan daftar istilah/subjek yang digunakan dalam bangan klasifikasi. Indeks berguna untuk memudahkan pencarian sebuah simbol atau nomor dari istilah/subjek tertentu. Bentuk indeks yang biasa digunakan dalam bagan klasifikasi adalah indeks relatif.
Contoh indeks
Gambaran seni            704.9
Hama pertanian           632
Olahraga berburu        799.2
d.      Tabel-tabel pembantu
Isi sebuah bahan pustaka tidak selalu cukup diwakili oleh sebuah subjek utama, tetapi sering juga terkait dengan aspek waktu, wilayah, bentuk, atau bahasan dari sudut pandang tertentu.
e.       Fasilitas kelas umum
Sistem klasifikasi yang baik akan menyediakan kelas untuk topik-topik bahan pustaka yang bersifat umum. Fasilitas kelas umum sangat penting karena sangat banyak bahan pustaka tidak bisa ditampung di dalam berbagai induk ilmu seperti filsafat, agama, ilmu-ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, kesenian, kesusasteraan, dan sejarah.
f.        Fasilitas kelas berdasarkan bentuk
Penggolongan bahan pustaka pada sistem klasifikasi modern seperti DDC, UDC, dan CC umumnya berdasarkan subjeknya. Akan tetapi, ada kalanya karya tertentu lebih mengutamakan bentuk-bentuknya ketimbang subjeknya.
3.      Persyaratan sistem (Bagan) klasifikasi perpustakaan
Membuat sebuah sistem klasifikasi yang baik tidak mudah dan memerlukan berbagai persyaratan agar penggunaannya bisa mencapai tujuan utamanya, yakni memudahkan pemustaka dan pustakawan dalam pencarian dan penempatan kembali bahan pustaka. Penyempurnaan-penyempurnaan sistem klasifikasi, agar memenuhi persyaratan klasifikasi modern, terus diupayakan.
Mudyana dan Royani (1976 :25-27) mengemukakan bahwa ada beberapa persyaratan sistem atau bagan klasifikasi.
a.       Harus bersifat inklusif dan komprehensif. Ini berarti bahwa bagan klasifikasi harus mencakup seluruh lapangan pengetahuan, seperti yang terdapat dalam buku-buku dan media komunikasi tercetak lainnya.
b.      Harus bersifat sistematis. Ini berarti bahwa proses divisi subjek dan topik tidak saja harus sampai selesai- dimulai dari subjek-subsubjek yang sangat ekstensif dan kurang intensif kepada istilah-istilah yang sangat intensif dan kurang ekstensif, tetapi juga bahwa subjek-subjek harus disusun dalam susunan sistematis yang mengumpulkan bersama-sama subjek-subjek yang berhubungan.
c.       Harus bersifat luwes dan meluas. Bagan itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga tambahan subjek baru mana pun dapat dimasukkan ke dalamnya tanpa mengganggu urutan klasifikasi pada umumnya.
d.      Harus cukup terperinci untuk dapat mewakili semua tingkat keumuman.
e.       Bagan hendaknya memungkinkan pengombinasian ide-ide dan mengklasifikasikan dari berbagai sudut pandang.
f.        Harus terang, tetapi ringkas.
g.      Harus dilengkapi dengan sebuah indeks untuk memudahkan pemakaiannya.

C. Beberapa sistem klasifikasi perpustakaan dan karakteristiknya

            Ada sepuluh sistem klasifikasi yang pernah diciptakan dan digunakan di perpustakaan. Berikut ini adalah 10 sistem klasifikasi tersebut.
a.       Decimal Dewey Classification (DDC)
Dibuat oleh Melvil Dewey, pertama kali dipublikasikan tahun 1876.
b.      Expansive Classification (EC)
Dibuat oleh C.A. Cutter dari USA. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1893. Sistem ini tidak digunakan di indonesia.
c.       Universal Decimal Classification (UDC)
Dibuat oleh Paul Otlet dan Hendri La Fountain dari Belgia pada tahun 1894.
d.      Library of Congress Classification (LCC)
Dibuat oleh institusi, yaitu Library of Congress. Pertama kali dipublikasikan tahun 1902.
e.       Subject Classification (SC)
Dibuat oleh J.D. Brow dari Britain (Inggris). Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1906. Digunakan di perpustakaan kerajaan Inggris.
f.        Colon Classification (CC)
Dibuat oleh S.R. Ranganatan dari India pada tahun 1933. Digunakan di India, Inggris, dan Singapura secara terbatas. Klasifikasi ini merupakan kombinasi angka dan huruf.
g.      Bibliographic Classification (BC)
Dibuat oleh H.E. Bliss dari USA. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1935.
h.      Rider International Classification (RIC)
Dibuat oleh R. Rider. Pertama kali dipublikasikan tahun 1961.
i.        Telescopie Classification (TC)
Dibuat oleh Isaic dari USA. Pertama kali dipublikasikan tahun 1970.
j.        Broad System of Ordering (BSO)
Dipelopori oleh UNESCO. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1978.
Di antara sepuluh sistem klasifikasi tersebut, ada empat sistem yang termasuk populer di kalangan dunia perpustakaan, yakni Dewey Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC), dan Colon Classification (CC). Berikut ini akan diuraikan dengan ringkas sistem klasifikasi yang berkategori populer tersebut.
a.       Dewey Decimal Classification (DDC)
Sistem klasifikasi Dewey tidak diuraikan pada bagian ini karena akan dibahas khusus pada bagian lain.
b.      Universal Decimal Classification (UDC)
UDC pada dasarnya merupakan adaptasi dari sistem klasifikasi UDC yang tentunya telah diberi izin oleh Melvil Dewey sendiri. Perintis pengembangan UDC adalah bibliografer asal Belgia bernama Paul Otlet dan Henri La Fontane sekitar abad ke -19.
UDC mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
1.      Berdasarkan analisis isi gagasan sehingga konsep-konsep yang saling berkaitan terkumpul.
2.      Merupakan sistem klasifikasi yang menyeluruh.
3.      Merupakan sistem klasifikasi desimal yang dibentuk dengan prinsip kerja dari umum ke khusus.
Kelas-kelas utama UDC adalah sebagai berikut :
0 generalia, karya-karya umum
1 filsafat, metafisika, psikologi
2 agama, teologi
3 ilmu-ilmu sosial
4 (kini kosong, semula untuk linguistik, fiologi)
5 ilmu-ilmu murni, matematika, dan pengetahuan alam
6 ilmu-ilmu terapan, kedokteran, teknologi
7 kesenian, rekreasi, permainan, olah raga
8 kesusastraan, sastra, fiologi, linguistik, dan bahasa
9 geografi, biografi, sejarah.

SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN UDC
Simbol
Dibaca
Makna
Contoh
+
Tambah
Dokumen membahas
Dua topik
622+669 (pertambangan dan metalurgi)
/
Sampai dengan
Penggabungan beberapa kelas setahap
335/359 (ilmu kemiliteran : angkatan darat, laut, udara)
:
Kolon
Hubungan antar subjek
31:63 (statistik pertanian)
=
Sama dengan
Subdivisi bahasa
=20 (dalam bahasa inggris)
(0)
Nol dalam kurung
Subdivisi bentuk
(03) (kamus, ensiklopedi)
(3/9)
Kurung
Subdivisi tempat
(100) (internasional)
“ “
Tanda petik
Subdivisi waktu
“32” (musim)
(=0/9)
Sama dengan dalam kurung
Subdivisi bangsa
(=061) (orang primitif)
A/Z
A sampai dengan Z
Orang
820 Shaw (karya shaw)
.00
Titik nol ganda
Sudut pandangan
.001 (pandangan teoritis : program, rencana, penelitian)
-0
Garis penghubung nol
Menyatakan sifat perorangan
053.2 (anak-anak)
-
Garis penghubung
Analisis khusus
72.03 periode dan gaya arsitektur
Apostrof
Sintesis atau integrasi dua bagian atau lebih
546.56’132 (tembaga chlorid). Hasil campuran dari 546.561 dan 546.132.
+
Plus
addition
e.g. 59+636zoology and animal breeding
/
Stroke
Consecutive extension
e.g. 592/599 systematic zoology (everything from 592 to 599 inclusive)
:
Colon
Relation
e.g. 17:7 relation of ethics to art
[]
Square brackets
subgrouping
e.g. 311:[622+669] (485) statistic of mining and metallurgy in sweden (the auxiliary qualifiers 622+669 considered as a unit)
*
Asterisk
Introuduces non-UDC notation
e.g. 523.4*433 planetology, minor planet eros (IAU authorized number after the asterisk)
A/Z
Alphabetic extension
Direct alphabetical specification
e.g. 821. 133.1MOL French literature, works of moliere

c. Library of Congress Clasification(LCC)
            Sistem klasifikasi dikembangkan oleh Library of Congress Amerika Serikat.Usianya sudah cukup tua,dan telah digunakan oleh Library of Congress sejak tahun 1897.LCC pada prinsipnya membagi semua bidang ilmu pengetahuan menjadi 21 kelas.Kelas utama diberikan simbol dengan huruf capital(A-Z).Divisi utama diberikan simbol dengan huruf capital ganda(AA-Z sampai ZA-ZZ).Pembagian selanjutnya digunakan simbol angka arab.
d. Colon Classification
            Colon classification(CC) dikembangkan oleh S.R. Ranganathan.Sistem klasifikasi yang pertama kali menerapkan prinsip analisis faset.Kini sistem klasifikasi tersebut sudh mencapai edisi ke tujuh.Colon classification sebenarnya jarang digunakan digunakan didunia perpustakaan.Negara-negara yang menggunakannya hanya india,inggris,dan singapura.Namun,itupun tidak digunakan secara umum oleh perpustakaan-perpustakaan yang ada di ketiga negara itu.Walaupun demikian,dunia perpustakaan mengakui bahwa ada terobosan baru yang tidak lazim diterapkan dalam sistem klasifikasi ini,yaitu klasifikasi CC tidak lagi mengikuti bagan yang bersifat enumerative seperti halnya DDC dan UDC dimana setiap subdivisi dinytakan dan diberi nomor.Akan tetapi,dalam pembentukan nomor-nomor unsure sistem klasifikasi colon mengambil lima konsep fundamental(PMEST) sehingga memungkinkan membangun suatu nomor yang jauh lebih besar dari subjek khusus(Mudyana dan Royani,1976:85).

D. Prinsip-prinsip umum dalam mengklasifikasi bahan pustaka

            Salah satu satu persyaratan kemampuan teknis dalam penggunaan sistem klasifikasi adalah menguasai prinsip-prinsip umum dalam mengklasifikasi.Prinsip-prinsip mengklasifikasi merupakan aturan main yang harus diikuti agar dalam penetapan sebuah nomor kelas dapat dilakukan secara konsisten.Prinsip-prinsip umum dalam mengklasifikasi bahan pustaka yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1)      Prinsip 1
Klasifikasi sebuah bahan pustaka menurut subjeknya,dan kemudian menurut bentuknya.Kecuali untuk karya umum dan sastra maka bentuknyalah yang diutamakan.
Sebuah buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pendidikan jelas penetapan nomor kelasnya berdasarkan subjeknya,yakni Pendidikan.Subjek Pendidikan akan menjadi penentu dalam menetapkan nomor atau simbol yang terdapat dalam bagan klasifikasi.Dalam sistem klasifikasi DDC,nomor klasifikasi untuk subjek Pendidikan adalah 370.Jadi,buku yang berjudulPengantar Ilmu Pendidikan,nomor klasifikasinya adalah 370.
2)      Prinsip 2
Klasifikasi bahan pustaka pada subjeknya yang paling spesifik,jangan pada golongan yang umum.
Mengklasir secara spesifik artinya sama dengan menetapkan subjek bahan pustaka secara spesifik pula.Prinsip ini jelas berkaitan dengan upaya agar bahan pustaka dapat betul-betul digolongkan sesuai dengan subjek yang sebenarnya.Sebuah buku yang mempunyai topik tentang katak sebaiknya nomor klasifikasi adalah representasi dari simbol katak,bukan representasi dari simbol binatang.Demikian pula halnya apabila ada buku yang berjudul Pemeliharaan dan Perbaikan Rem Mobil,tentunya penetapan subjek dasarnya bukan pada mobil(subjek yang lebih luas),tetapi ditetapkan pada subjek yang lebih spesifik(Rem)
3)      Prinsip 3
Klasifikasilah bahan pustaka sesuai dengan maksud pengarangnya.
Mengklasifikasi bahan pustaka harus disesuaikan dengan maksud pengarangnya.Agar pustakawan dapat mengetahui maksud seorang pengarang dalam menulis suatu karya,maka harus dibaca kata pengantar atau pendahuluan,atau kadang kala juga dapat diketahui melalui informasi yang ada pada jaket buku atau kulit buku bagian belakang.Hal ini penting,karena sering sekali dalam proses penetapan subjek,pustakawan bertindak atas kehendak sendiri tanpa memerhatikan keterangan dari pengarang mengenai isi buku yang ditulisnya.
4)      Prinsip 4
Klasifikasilah bahan pustaka sesuai dengan kepentingan para pemustaka.
Pengorganisasian bahan pustaka selain harus memerhatikan aspek teknis,tentuna juga tidak mengabaikan kepentingan pemustaka.Sebagai contoh,pada perpustakaan fakultas kedokteran,biografi seorang dokter terkenal akan lebih baik ditempatkan pada kelas kedokteran (610.092) ketimbang menempatkannya pada kelas biografi (926.1).Diperkirakan bahwa biografi tersebut akan banyak dibaca oleh pemustaka yang terkait dengan bidang kedokteran.Pemustaka yang terkait dengan bidang kedokteran tentunya akan banyak berhubungan dengan kelas bahan pustaka dalam bidang tersebut.Oleh karena itu,dari segi efisiensi,akan lebih baik bilamana biografi dokter ditempatkan pada kelompok yang sama dengan bidang kedokteran karena,bagaimanapun,yang banyak menggunakannya diperkirakan adalah para mahasiswa kedokteran.Berbeda halnya dengan perpustakaan umum yang pemustakanya terdiri dari berbagai latar belakang,diperkirakan untuk mendapatkan buku biografi,pemustaka akan mencarinya pada kelompok biografi.
5)      Prinsip 5
Klasifikasilah bahan pustaka pada subjek yang lebih diutamakan bilamana bahan pustaka tersebut mempunyai lebih dari satu subjek dan mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
Tidak sedikit bahan pustaka yang membahas dua subjek atau lebih.Sebagai contoh adalah buku berjudul Teknik Memperbaiki Kemudi,Rem,dan Transmisi.Setelah dianalisis,buku tersebut mempunyai tiga subjek,yakni Kemudi,Rem,dan Transmisi.Berdasarkan kata pengantar dan luasnya materi yang dibahas,ternayata subjek yang paling diutamakan adalah subjek Kemudi.Dengan demikian,kelas bahan pustaka tersebut akan digolongkan berdasarkan subjek tersebut (629.24..).
6)      Prinsip 6
Klasifikasikanlah bahan pustaka pada subjek yang lebih luas apabila sebuah bahan pustaka membahas lebih dari satu subjek,tidak ada yang diutamakan;dan subjek-subjek tersebut merupakan bagian dari subjek yang lebih luas tersebut.
Apabila buku yang berjudul Teknik Memperbaiki Kemudi,Rem,dan Transmisi yang mempunyai tiga subjek(Kemudi,Rem,dan Transmisi) mempunyai kedudukan yang sama atau tidak ada yang diutamakan,buku  tersebut akan digolongkan pada subjek Sasis yang merupakan induk dari ketiga subjek tersebut.Jadi nomor klasifikasinya adalah 629.24.
7)      Prinsip 7
Klasifikasikanlah bahan pustaka pada subjek yang lebih dahulu disebutkan dalam bagan(schedule) bilamana bahan pustaka membahas lebih dari satu subjek;tidak ada subjek yang lebih luas atau yang diutamakan;dan tidak merupakan bagian dari subjek yang lebih luas.
Sebuah buku berjudul Mengenal Agama Jahudi dan Hindu.Subjek buku tersebut adalah Jahudi dan Hindu.Kedua subjek mempunyai kedudukan yang sama atau tidak ada subjek yang diutamakan.Nomor kelas Jahudi pada bagan klasifikasi DDC adalah 296,sedangkan Hindu adalah 294.5.Oleh karena urutan nomor kelas Hindu lebih dahulu dari Jahudi,nomor kelas yang ditetapkan pada buku di atas adalah pada nomor kelas Hindu (294.5).Jadi,nomor kelas yang diutamakan tidak mengikuti urutan subjek pada judul,Jahudi mendahului Hindu.
8)      Prinsip 8
Klasifikasikanlah bahan pustaka pada nomor yang paling dekat bilamana subjek sebuah bahan pustaka tidak mempunyai nomor dalam bagan klasifikasi.
Kasus sebuah subjek tidak mempunyai nomor dalam bagan klasifikasi sebetulnya jarang terjadi.Kalaupun ada,biasanya terjadi pada ilmu-ilmu yang mengalami perkembangan sangat pesat,misalnya seperti perkembangan ilmu komputer.Walaupun dalam setiap perubahan edisi sudah dilakukan penyesuaian dengan perkembangan baru,nyatanya karena perkembangan ilmu komputer demikian cepat,biasanya ada saja subjek baru yang muncul yang belum terakomodasi dalam bagan klasifikasi,khususnya bagan DDC.Jalan keluar sementara adalah dengan mengelompokan buku tersebut pada nomor yang paling dekat.Disarankan agar pustakawan tidak membuat nomor sendiri,karena belum tentu nomor yang dibuat sama dengan nomor baru yang akan ditetapkan kemudian oleh sistem klasifikasi yang ada.

D. Analisis Subjek

            Menganalisis subjek sangat penting dalam menetapkan sebuah nomor klasifikasi.Tanpa ada kemampuan menganalisis subjek,maka pustakawan akan gagal dalam menetapkan nomor yang tepat untuk bahan pustaka yang akan diklasifikasi.Kegiatan menganalisis subjek tentunya tidak mudah karena sering sekali subjek yang terdapat dalam sebuah bahan pustaka bersifat kompleks.Akibat ketidakmampuan dalam menganalisis subjek,tidak jarang pustakawan akan menempuh cara sendiri,yakni dengan menyederhanakan subjek yang kompleks.Agar hal seperti ini tidak terjadi,pustakawan perlu memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan penganalisisan sebuah subjek agar nomor klasifikasi yang dihasilkan menjadi akurat.Untuk mencapai tujuan ini,pustakawan perlu dibekali pengetahuan mendasar tentang struktur konsep dan menguasai jenis-jenis subjek yang terdapat dalam bahan pustaka.
1)      Struktur Konsep
Untuk mempermudah pemahaman konsep yang dimaksud dalam kerangka analisis subjek,berikut ini akan digambarkan skemanya.



Berdasarkan struktur tersebut,terlihat bahwa konsep terdiri dari tiga jenis,yakni disiplin ilmu,fenomena,dan bentuk penyajian.Masing-masing jenis konsep itu diuraikan sebagai berikut :
a.       Disiplin Ilmu
Disiplin ilmu merupakan istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang ilmu pengetahuan.Disiplin ilmu dapat dibedakan menjadi dua kategori:
·         Disiplin Fundamental
Meliputi bagian-bagian utama ilmu pengetahuan.Tiga kelompok disiplin fundamental yaitu: (1) Ilmu-ilmu sosial,(2) Ilmu-ilmu alamiah,(3) Ilmu-ilmu kemanusiaan
·         Sudisiplin
Merupakan bidang spesialisasi dalam satu disiplin fundamental.Misalnya biologi,kimia,fisika adalah subdisiplin dari disiplin fundamental ilmu-ilmu alam.
b.      Fenomena
Fenomena merupakan wujud atau benda yang menjadi objek kajian dari disiplin ilmu.Ada dua jenis fenomena,yakni objek fisik dan objek abstrak.
Objek fisik,misalnya bangunan,kendaraan,dan jalan.Sedangkan objek abstrak,misalnya hukum,pendidikan dan moral.
c.       Bentuk
Bentuk merupakan cara suatu objek disajikan.Bentuk terdiri dari tiga jenis,yakni bentuk fisik,bentuk penyajian,dan bentuk intelektual.
(1)   Bentuk Fisik
Bentuk fisik merupakan srana yang digunakan dalam menyajikan suatu subjek.Misalnya,buku,majalah/jurnal,slide,pita rekaman,CD,dan sebagainya.
(2)   Bentuk Penyajian
Bentuk penyajian merupakan pengaturan atau organisasi bahan pustaka.Bentuk penyajian ada tiga jenis yaitu:
·         Bentuk penyajian yang menggunakan lambang-lambang dalam penyajiannya,misalnya karikatur atau gambar.
·         Bentuk penyajian yang menunjukan tata susunan tertentu,misalnya disusun secara alfabetis dan kronologis.
·         Bentuk penyajian yang ditujukan untuk kelompok tertentu,Misalnya Bahasa Inggris untuk Guru; Elektronika untuk Sekolah Dasar; Panduan Memasak untuk Ibu Rumah Tangga.
(3)   Bentuk Intelektual
Bentuk intelektual merupakan aspek yang ditekankan dalam pembahasan suatu subjek.Misalnya buku yang berjudul Psikologi Pendidikan,tentu dalam buku tersebut hal yang lebih diutamakan adalah Pendidikan,sedangkan Psikologi adalah bentuk intelektualnya.

2)      Jenis-Jenis Subjek
Dengan mengetahui jenis-jenis subjek yang ada,selain akan membantu pustakawan dalam menetapkan kategori sebuah subjek.Untuk memudahkan pemahaman terhadap jenis-jenis subjek berikut ini digambarkan skema pembagiannya :
Berdasarkan skema pembagian subjek diatas,terlihat bahwa subjek terdiri atas empat jenis,yakni subjek dasar,subjek sederhana,subjek majemuk,subjek kompleks.
a.       Subjek Dasar
Subjek dasar merupakan sebuah subjek tunggal yang hanya terdiri dari satu disiplin ilmu atau subdisiplin saja.
b.      Subjek Sederhana
Subjek sederhana merupakan sebuah subjek yang terdiri atas subjek dasar yang disertai dengan faset.
c.       Subjek Majemuk
Subjek majemuk merupakan subjek yang terdiri atas subjek dasar yang disertai dengan dua faset atau lebih yang diikuti dengan fokus-fokus.
d.      Subjek Kompleks
Subjek kompleks merupakan dua atau lebih subjek dasar yang berinteraksi satu sama lain.Perlu diketahui hubungan interaksi antara subjek tersebut yang diketahui dengan istilah fase.Fase terdiri atas empat,yaitu:
(1)   Fase Bias
Fase bias adalah subjek yang disajikan untuk kelompok tertentu.
(2)   Fase Fase Pengaruh
Fase pengaruh merupakan dua atau lebih subjek dasar yang saling memengaruhi satu sama lain.
(3)   Fase Alat
Fase alat merupakan subjek yang digunakan sebagai alat untuk menjelaskan atau membahas subjek lain.
(4)   Fase Perbandingan
Fase Perbandingan adalah bilamana dalam satu bahan pustaka terdapat berbagai subjek tanpa ada hubungannya antara yang satu dan yang lain.

E. Dewey Decimal Classification : Latar Belakang dan Konsep Dasar

1.      Latar Belakang dan Perkembangan DDC
Sistem Klasifikasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah DDC.Kelebihan DDC tentunya bukan semata karena luas penggunaannya,melainkan sistem klasifikasi ini menggnakan notasi angka yang logis,sederhana,fleksibel,dan mudah dipahami.Penciptanya adalah Melvil Dewey atau nama lengkapnya Melville Louis Kassuth Dewey (1851-1931).
Sistem klasifikasi fenomenal DDC berawal tahun 1873 ketika sistem tersebut diciptakan.Karya itu baru diterbitkan pada tahun 1876 dalam bentuk pamflet setebal 44 halaman dengan judul A Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pamphelets of a Library yang sebetulnya pengarangnya saat itu anonim.
Pengembangan sistem klasifikasi yang didasari atas sistem sebelumnya wajar adanya.Rata-rata sistem klasifikasi yang ada saat ini tidak bisa lepas dari penemuan para pendahulu.Bahkan,Klasifikasi terkenal seperti UDC sekalipun,bukan merupakan prakarsa murni penciptanya,melainkan didasari atas sitem klasifikasi DDC.
Keunggulan DDC juga karena sistem ini direvisi secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu.Hal ini yang menyebabkan sistem ini selalu dalam keadaan up to date sehingga subjek-subjek baru terakomodasi dengan lengkap.Kemutahiran isi DDC bisa terjaga karena sistem ini mempunyai lembaga khusus yang mengawasi dan mendukung penerbitannya.Library of Congress bertanggung jawab atas revisi bagan DDC,sedangkan penerbitnya adalah Forest Press.Kedua badan tersebut membentuk Decimal Classification Editorial Policy Commitee yang bertugas memeriksa usulan revisi dan mengajukan saran perbaikan kepada Forest Press.
Edisi terakhir yang terbit(saat ini) adalah edisi ke-23.Secara prinsip,penggunaan DDC tidak ada yang mengalami perubahan,tetapi tidak demikian halnya dengan nomor tertentu yang terdapat pada tabel dan bagan.Pada kedua bagian ini,beberapa nomor mengalami perpindahan dan penambahan nomor subjek baru.
Perubahan DDC secara terus menerus bukan tanpa resiko karena dalam proses tersebut terjadi perluasan,reduksi,dan relokasi.Tanpa perubahan yang dilakukan,DDC akan menjadi sebuah sistem klasifikasi yang statis yang sudah barang tentu juga tidak diinginkan oleh pustakawan.
2.      Konsep Dasar Pengelompokan Ilmu
a.       Prinsip Dasar Desimal
Sistem ini menggunakan dasar desimal(persepuluhan) dalam pembagian ilmu yang ada.Pertama sekali,sistem ini mengelompokan secara besar semua ilmu pengetahuan.Berikut ini akan dipaparkan contoh pembagian ilmu yang dimaksud(menurut Terjemahan Klasifikasi Desimal Dewey,2011).
1)      Kelas Utama
Ilmu-ilmu yang tergabung dalam kelas utama merupakan induk semua cabang ilmu pengetahuan yang ada.Untuk lebih jelasnya,berikut ini akan dipaparkan ilmu yang tergabung dalam kelas utama tersebut.
000 Filsafat
100 Filsafat dan Psikologi
200 Agama
300 Ilmu Pengetahuan Sosial
400 Bahasa
500 Sains
600 Teknologi
700 Kesenian dan Kreasi
800 Sastra
900 Sejarah dan Geografi
2)      Divisi
Divisi merupakan pembagian lebih lanjut dari kelas utama.Seperti sudah disebutkan sebelumnya,jumlah divisi ada 100 buah.Berikut ini adalah contoh divisi.
600 Teknologi
610 Kedokteran dan kesehatan
620 Teknik(rekayasa,engineering) dan kegiatan berkaitan
630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
640 Manajemen rumah tangga dan keluarga
650 Manajemen dan jasa pendukung
660 Teknik kimia dan teknologi yang berkaitan
670 Manufaktur
680 Manufaktur produk untuk keperluan tertentu
690 Bangunan
3)      Seksi
Pembagian lebih lanjut (seksi) jumlahnya ada 1.000.Berikut ini akan dikemukakan salah satu seksi yang ada.Berikut bentuk notasinya.

620 Teknik(rekayasa,engineering) dan kegiatan berkaitan
621 Fisika terapan
622 Pertambangan dan operasi yang berkaitan
623 Teknik militer dan neutika
624 Teknik sipil
625 Teknik jalan kereta api dan jalan raya
626 -
627 Teknik hidraulik
628 Teknik saniter dan perkotaan,Teknik perlindungan lingkungan
629 Cabang teknik lainnya
4)      Subseksi
Setiap seksi dibagi lagi menjadi 10 bagian sehingga jumlahnya mencapai 10.000 subseksi.Gambaran bentuk notasi dan cabang ilmu pada salah satu subseksi sebagai berikut :

621 Fisika terapan
621.1 Teknik Uap
621.2 Teknologi daya hidraulis
621.3 Teknik listrik,magnetik,optik,komunikasi,komputer,elektronik pencahayaan
621.4 Teknik panas dan mesin-mesin penggerak
621.5 Teknologi pneumatik,vacum,suhu rendah
621.6 Kipas angin,alat peniup,pompa
621.7 –
621.8 Teknik pembuatan mesin
621.9 Perkakas dan perlengkapan teknis

5)      Sub-subseksi
Pada tingkat sub-subseksi,jumlah item ilmu pengetahuan sudah mencapai 100.000.Pada tingkat ini ilmu pengetahuan yang ada sedah semakin spesifik.Salah satu diantaranya:

621.3   Teknik listrik,magnetik,optik,komunikasi,komputer,elektronik pencahayaan
621.31 Pembangkitan,modifikasi,penyimpanan,transmisi,sumber daya listrik
621.32 Pencahayaan
621.33 Transmisi daya listrik untuk kereta api
621.34 Teknik magnetik
621.35 -
621.36 Teknik Optik
621.37 Pengujian dan pengukuran kuantitas listrik
621.38 Elektronik,teknik komunikasi
621.39 Teknik komputer

6)      Pembagian lebih lanjut(pertama)
Pembagian lebih lanjut setelah sub-subseksi jumlahnya ada 1.000.000 item.Gambaran kekhususan salah satu cabang ilmu dapat dilihat sebagai berikut.

621.38             Elektronik,Teknik komunikasi
621.381           Elektronik
621.382           Teknik komunikasi
621.383           Telegrafi
621.384           Radio dan radar
621.385           Telepon
621.386           Perlengkapan terminal telepon
621.387           Transmisi telepon dan perlengkapan nonterminal
621.388           Televisi
621.389           Sistem pengamanan,perekaman suara,dan sistem terkait

7)      Pembagian lebih lanjut (kedua)
Pada pembagian lebih lanjut berikutnya,tentunya jumlah item ilmu pengetahuan berdasarkan ketersediaan kelas sudah mencapai 10.000.000.dapat digambarkan seperti berikut ini.

621.381 1
621.381 2
621.381 3
621.381 4
621.381 5
621.381 6
621.381 7
621.381 8
621.381 9

b.      Prinsip Dasar Hierarkis
Semakin panajang sebuah nomor kelas berarti akan semakin spesifik pula ilmu yang diwakilinya.Bagaimana logika pembagian ilmu dari yang umum ke yang lebih khusus.
Pembagian bersifat hierarkis yang dikemukakan tersebut, kalau diterjemahkan simbol-simbolnya (621 381 9), maka susunannya sebagai berikut.
600 Teknologi
620 Teknik (rekayasa, engineering) dan kegiatan berkaitan
621 Fisika terapan
621.3 Teknik magnetik, optic, komunikasi, computer, elektronik pencahayaan
621.38 Elektronik, teknik komunikasi
621.381 Elektronik
Oleh karena sistem DDC menetapkan kebijakan bahwa setiap notasi minimal mempunyai tiga digit, maka teknologi yang sebenarnya mempunyai lembaga 6 harus diubah menjadi 620.

C.  Prinsip dasar disiplin
            Hamakonda dan tiaras (1999: 7) menyatakan bahwa penyusunan dan pembagian DDC terutama didasarkan pada lapangan spesialisasi ilmu pengetahuan atau disiplin atau cabang ilmu pengetahuan tertentu, bukan pada subjeknya. Dalam faktanya , seiring sekali bahan pustaka  berisi topic atau subjek tertentu terkait dengan beberapa disiplin ilmu. Untuk membedakan antara topik dan disiplin , berikut ini dipaparkan bebrapaa contoh.
1. pengantar hukum perkawinan
   - Topik yang dibahas     : Perkawinan
   - Displin ilmu                : Hukum
2. Perkawinan Menurut Hukum Islam
    - Topik yang dibahs     : Perkawinan
   - Disiplin ilmu               : Hukum Islam
3. Sosiologi Perkawinan
    - Topik yang dibahas   : Perkawinan
    - Disiplin ilmu              : Sosiolgi
Contoh lain yang berkaitan dengan disiplin/aspek pembahasan sebuah buku dapat dilihat pada topik “ ekologi” yang nomor kelasnya bervariasi.


Ekologi                       577  
 Etika                           179
Hewan                         591,7
Lingkungan spesifik    577
Sosologi                      304,2
Teologi sosial              201
Tumbuhan                   621,58

F. Komponen-komponen Dewey Decimal Classification

Sistem klasifikasi DDC mempunyai tiga komponen, yakni bagan,  indeks relative. Dan table-tabel pembantu. Ketiga komponen tersebut terbagi dalam empat volume (DDC edisi ke-23). Volume pertama berisi pengantar, pengenalaan DDC, menual, dan table .Jumlah volume pertama adalah (Lxxxv+779);volume kedua (xvi=1291);volume ketiga  (997);volume keempat adalah (965). Jumlah  isi keseluruhan ada 4.000 halaman.
            Edisi terjemahan ringkas DDC ke dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI yang diberi judul terjemahan klasifikasi desimal dewey. Terjemahan yang tebalnya 1027 halaman tersebut dikemas dalam DDC asli, pemaparan table-tabel, bagan, dan indeks relatif dipisah dalam masing-masing jilid, pada edisi terjemahan ini ketiga bagian tersebut dikemas dalam satu jilid.
1. Bagan (Scheduls)
            Bagan DDC berisi semua cabang ilmu pengetahuan yang disertai dengan otasi atau simbol-simbol yang digunakan sebagai wakil cabang atau disiplin ilmu adalah angka arab. Berikut ini akan dipaparkan secara garis besar cabang atau disiplin ilmu berserta simbol/notasi yang digunakan dalam bagan DDC sesuai dengan Terjemahan Klasifikasi Desimal Dewey.
000 Ilmu computer, informasi dan karya umum
            010 Bibliografi
            020 Ilmu perpustakaan dan informasi
            030 Ensiklopedia umum
            040 (Tidak digunakan)
            050 Terbitan berseri umum
            060 Organisai umum dan museologi
            070 Media documenter, pendidikan, berita, jurnalisme, penerbit.
            080 Koleksi umum
            090 Manuskrip, buku langka, materi tercetak langka lainnya
100 Filsafat dan psikologi
            110 Metafisika
            120 Epistemologi, sebab, manusia/orang/tokoh
            130 Para psikolgi dan okultisme
            140 Aliran dan titik pandang filsafat tertentu
            150 Psikologi
            160 Logika
            170 Etika
            180 Filsafat purba, abad menengah, filsafat timur
            190 Filsafat Barat modern dan nontimur lainnya
200 Agama
            210 Filsafat dan teori agama
            220 Alkitab
            230 Kristanitas dan teologi Kristen
            240 Moral Kristiani dan teologi devosi
            250 Gereja Kristen lokal dan ordo agama Kristen
            260 Teologi sosial dan eklesiastik Kristen
270 Aspek historis, geografis, manusia mengenai kritianitas; sejarah gereja
280 Denominasi dan sekte gerja Kristen
290 Agama-agama lainya
300 Ilmu pengetahuan sosial
            310 Koleksi statistic umum
            320 Ilmu politik
            330 Ekonomi
340 Hukum
350 Adminitrasi negara dan ilmu kemiliteran
360 Masalah dan pelayanan sosial; perhimpunan
370 Pendidikan
380 Perniagaan, komunikasi dan transportasi
390 Adat resam perang dan diplomasi
400 Bahasa
            410 Linguistik
            420 Bahasa inggris dan inggris purba
            430 Bahasa Germanik dan Jerman
            440 Bahasa Roman dan Prancis
            450 Bahasa Itali, Sardinia, Roman, dan Rhaeto-Roman
            460 Bahasa Spanyol dan Portugis
            470 Bahasa Italia dan Latin
            480 Bahasa Helnik dan Yunani klasik
            490 Bahasa lainnya
500 Sains
                 510  Matematika
                 520 Astronomi dan ilmu berkaitan
                 530 Fisika
                 540 Ilmu kebumian
                 560 Paleontologi dan Paleozoologi
                 570 Ilmu hayat dan biologi
                 580 Tumbuhan
                 590 Hewan
 600 Teknik (rekayasa, engineering) dan kegiatan berkaitan
            610 Kedokteran dan kesehatan
            620 Teknik (rekayasa, engineering) dan kegiatan yang berkaitan
            630 Peranian dan teknologi berkaitan
            640 Manajemen rumah tangga dan keluarga
            650 Manajemen dan jasa pendukung
            660 Teknik kimia dan teknologi berkaitan    
            670 Manufaktur
            680 Manufaktur produk untuk keperluan tertentu
            690 Bangunan
700 Kesenian dan Rekreasi
            710 Seni perkotaan dan lanskap
            720 Arsitektur
            730 Seni plastik; patung
            740 Seni menggambar dan dekorasi
            750 Melukis dan lukisan
            760 Seni grafis; Perceteka dan cetakan
            770 Fotografi, foto, seni computer
            780 Musik
            790 Seni hiburan dan pertunjukan
800 Sastra
            810 Sastra Amerika dalam bahasa Inggris
            820 Sastra Inggris dan Inggris kuno (Anglo-Saxon)
            830 Sastra bahasa-bahasa jerman; Sastra jerman
            840 Sastra Roma; Sastra Prancis
            850 Sastra italia, Sardinia, Dalmatia, Roman, Rhaeto-Roman Sastra Italia
            860 Sastra Spanyol dan Portugis; Sastra Spanyol
            870 Sastra bahasa-bahasa Italia; Sastra Latin
            880 Sastra bahasa-bahasa Yunani; Sastra Yunani Klasik
            890 Sastra dan bahasa lain
900 Sejarah dan Geografi
            910 Geografi dan Perjalanan
            920 Geografi, geneologi dan insinya
            930 Sejarah dunia purba hingga sekitar tahun 499
            940 Sejarah Eropa; Eropa Barat
            950 Sejarah Asia Oriental; Timur jauh
            960 Sejarah Afrika

            970 Sejarah Amerika Utara
            980 Sejarah Amerika Selatan
            990 Sejarah bagian lain dunia, dunia ekstraterestrial; kumpulan Lautan Pasifik
            Hal yang menjadi catatan dalam pembagian ilmu di atas adalah nomor kelas (divisi) yang
Tersedia untuk agama non-kristen tidak seluas nomor kelas untuk agama Kristen.
1.         Berdasarkan atas ide  A. kartawinata pada tahun 1958, Badan Wakaf Perpustakaan Islam Yogyakarta mengadakan perluasan terhadap notasi 297 DDC edisi 15 sehingga menghasilkan klasifikasi Ilmu Pengetahuan Agama Islam: Perluasan Notasi 297 DDC.
2.         Panitia Tahun Buku Nasional Indonesia 1972 mengadakan adaptasi dan perluasan DDC edisi 18 dan menghasilkan klasifikasi islam: perluasan dan penyesuaiaan Notasi 297 DDC (1973).
3          Ada juga yang menggunakan Library Classification Schedule on Islam and Related subjects (1974) dari Indian Intitute of Islamic studies dan perluasan DDC karya Mahmud Sheniti dan Dr. Ahmad kabish dari Mesir (1975).
4.         Pusat Perpustakaan Islam Indonesia menerbitkan Klasifikasi Islam :Adaptasi Klasifikasi Persepuluhan Dewey dan Perluasan DDC . 297 (1985).
5.         Tahun 1987 , Pemerintah melaui keputusan bersama Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan kebudidayaan Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 1987 Nomor 054 C/U 1987, menetapkan Adaptasi dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC) seksi islam
RINGKASAN
2x0 ISLAM (UMUM)
2x1 ALQURAN DAN ILMU YANG BERKAITAN
2x2 HADIS DAN YANG BERKAITAN
2x3 AQID DAN ILMU KALAM
2x4 FIQIH (HUKUM  ISLAM)
2x5 AKHLAK DAN TASWUF
2x6 SOSIAL DAN BUDAYA ISLAM

2x7 FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN
2x8 ALIRAN DAN SAKTE DALAM  ISLAM
2x9 SEJARAH ISLAM DA BIOGRAFI
2x0      ISLAM (UMUM)
Gunakan 2x0.0001-2x0.0008 untuk subdivisi standar, misalnya:
2x0.000 16 Indeks Islam
            .000 2 Aneka ragam
            .000 7 Studi dan pengajaran
2x0.0-12.9 Islam dan ilmu pengetahuan
Tambahan 001-008 pada dasar 2x0 misalnya:
2x0.001 3        Islam dalm kemanusiaan
2x0.002           Islam dan buku
2x0.02             Islam dan ilmu pengetahuan
2x0.07             Islam dan materialisme
2x0.32             Islam dan politik
2x1                  ALQURAN DAN ILMU YANG TERKAIT
2x1.1               Ilmu-ilmu alquran
2x1.11             Turun/nuzulul qur’an, musabakah hifdzil qur’an
2x1.12             Ilmu-ilmu qiraat
2x1.21             Tajuid
2x1.122           Macam-macam qirat
2x1.129           Musabaqoh tilawatil qur’an, musabaqoh hifdzil qur’an
2x1.13             Bahasa Alquran
2x1.15             Nasikh dan mansukh

2x1.16             Sejarah Alquran
2x1.2               Alquran dan terjemahannya
Tambahka notasi”bahasa” dari tabel 6 (DDC terjemahan) pada angka dasar
2x1.21             Terjemahan bahasa Indonesia
2x1.221           Terjemahan bahasa Inggris
2x1.295           Terjemahan bahasa Cina
2x1.3               Istilah Alquran
2x1.31             Ilmu tafsir
2x1.32             Menurut ahli sunah
2x1.33             Menurut syi’ah
2x1.34             Menurut mu tazilah
2x1.35             Menurut ahmadiah
2x1.4               Kumpulan ayat-ayat dan surat-surat tertentu
2x1.43             Ayat-ayat akqaid
2x1.44             Ayat-ayat syari’ah termasuk ayat-ayat hukum
2x1.45             Ayat-ayat mengenai aklak
2x1.46             Ayat-ayat mengenai kemasyarakatan islam
2x1.472           Ayat-ayat mengenai da’wah
2x1.476           Ayat-ayat mengenai pendidikan islam
Kumpulan ayat-ayat bidang lain, tambahkan 000-999 pada angka dasar 2x1.40, misalnya ayat mengenai astronomi 2x1.405 2; ayat-ayat mengenai teknologi 2x1.406
2x1.5               Kritik dan komentar mengenai Alquran
2x1.6               cerita-cerita dari Alquran





2x2                  HADIS DAN ILMU TERKAIT
2x2.1               Ilmu hadis
2x2.11             Ilmu Dirayah
2x2.12             Ilmu riwayat
2x2.2               Kumpulan hadis menurut perawi; muatan/materi, terjemah, sejarah
2x2.21             Kumpilan Hadis Bukhari
2x2.22             Kumpulan Hadis Muslim
2x2.23             Kumpulan Hadis Abu Daud
2x2.24             Klumpulan Hadis Nasai
2x2.25             Kumpulan Hadis Tirmidzi
2x2.26             Kumpulan Hadis Ibnu Majah
2x2.27             Kumpulan Hadis Ahmad Ibnu Hanbali
2x2.28             Kumpulan Hadis Malik Ibnu Anas
2x2.29             Kumpilan Hadis lainya
2x2.3               kumpulan Hadis menurut bidang tertentu
Tambahkan angka yang mengikuti 2x pada 2x0., 2x9 pada angka dasar 2x2.3, misalnya:
2x2.33             Hadis mengenai aqiad
2x2.34             Hadis mengenai syari’at, termasuk hadis hukum
2x2.35             Hadis mengenai aklak
2x2.36             Hadis mengenai kemasyarakatan
2x2.372           Hadis mengenai da’wah
2x2.373           Hadis mengenai pendidikan islam
Kumpulam hadis mengenai bidang tertentu, tambahan 000-999 pada angka dasar 2x2.30, misalnya , mengenai astronomi
2x2.305 2;
2x2.4               Kumpulan hadis menurut drajat hadis
2x2.41             Kumpulan hadis qudsi
2x2.42             Kumpulan hadis mutawatir
2x2.43             Kumpulan hadis masyhur
2x2.44             Kumpulan hadis dha’if/lemah
2x2.45             Kritikan terhadap Hadis
2x2.46             Sejarah pengumpulan, penulisan dan pembukuan hadis
2x3                  AQID DAN ILMU KALAM
Gunakan 2x3.001-2x3.009 untuk subdivisi standar 2x3.001-09 aqid dan ilmu kalam menurut aliran dan sekte tertentu pembahasan aqid dan ilmu kalam tidak dikhususkan pada suatu aliran dan sekte tertentu, masukan dalam 2x3
2x3.01             Menurut Ahli Sunah
2x3.02             Menurut Syi’ah
2x3.03             Menurut Mu’tazilah
2x3.04             Menurut Khawarij
2x3.05             Menurut Qadiriyah/Jabariyah
2x3.06             Menurut Murji’ah
2x3.07             Menurut Ahmadiyah
2x3.1-2x3.6     Pembahan Rukun Iman

Pembahasan Rukun Iman yang tidak husus mengenai satu segi, masukan dalam 2x3
2x3.1               Iman kepada Allah
2x3.11             Sifat-sifat Allah
2x3.12             Al Asmaul Husna
2x3.13             Hubungan mahluk dan khalik
2x3.131           Makhluk beriman, masukkan disini mukmin, muhsin, muslim, mukhlis, dan muttaqim
2x1.132           Makhluk yang ingkar ingkar, masukan hukum murtad dalam 2x4.57
2x3.14             Sidratul Muntaha
2x3.15             Lauhul Mahfudz
2x3.2               Iman kepada Malaikat, termasuk cerita-cerita mailaikat
2x3.3               Iman kepada Kitab-kitab Allah
Masukan  Alquran dalam 2x1, injil dam 220
2x3.31             Zabur
2x3.32             Taurad
2x3.4               Nabi dan Rasul, maasukan ruwayat hidup Nabi Muhammad Saw. dalam 2x9
2x3.41             Masalah nubuad/kenabian
2x3.42             Sifat-sifat rasul
2x3.43             Mukjizat, karamah, ilham
2x3.44             syafa’at
2x3.45             Rasul ulul Azmi
2x3.46             Cerita-cerita Nabi
2x3.47             Isra’Mi’raj
2x3.5               Hari Kemudian

2x3.51             Pembahasan masalah mati
2x3.52             Alam barzah, alam kubur
2x3.53             Hari kiamat, termasuk hari berbangkit, pengadilan dan shairatal musqim
2x3.54             Surga dan neraka
2x3.541           Surga
2x3.542           Neraka
2x3.55             Masalah pahala dan dosa
2x3.6               Qodo’ dan Qodar termasuk kkuasan manusia, perbuatan manusia
2x3.7               Kepercayaan mengenai hal-hal tertentu
2x3.71             Jin dan syaitan
2x3.72             Ya’juj dan Ma’juj
2x3.73             Dajjal
2x3.8               Perbandikan aqidah islam dengan kepercayaan/agamalain, masukan dalam 291. 2
2x3.9               Isla tentang agama/aliran lain
2x3.91             Pangan
2x3.92             Yahudi
2x3.93             Kristen
2x3.94             Ateistme
2x3.95             Orentalisme
2x3.96             Sekulerisme

2x4      FIQH (HUKUM ISLAM)   
Gunakan 2x4.00-008 untui subdivisi standar
2x4.01             Filsafat tasyri’
2x4.02             Ushul Fiqh
2x4.03             Ijtihad, tajdid
2x4.04             ijma’dan Qias
2x4.226           Sunah dan bid’ah
2x4.23             Sejaraha pembinaan fiqh, masukan disini terhadap ketentuan tarikh tasyri
2x4.1               Ibadah
2x4.11             Bersuci, thaharah; mandi, tayamum
2x4.12             Shalat, masukan do shalat dalam 2x5.4
2x4.121           Shalat wajib
2x4.122 1        Shalat wajib yang lima
2x4.121 2        Shalat jum’at
2x4.121 3        Shalat jenazah
2x4.122           Shalat sunah
2x4.122 1        Shalat malam/lail
2x4.122 2        Shalat dhuha
2x4.122 3        Shalat rawatib
2x4.122 4        Shalat I’ed
2x4.122 5        Shalat gerhana/kusuf, khusuf
2x4.122 6        Shalat fajar
2x4.122 7        Shalat tahiatul masjid
2x4.122 8        Shalat mohon hujan/istisqo

2x4.122 9        Shalat sunat yang lain
2x4.123           Shalat jamaah
2x4.124           Khutbah jum’at
2x4.125           Masjid, masukan Masjidil Haram dam2x4.156
2x4.126           I’tikaf
2x4.129           Aspek shalat lainyan
2x4.13             Puasa
2x4.131           Puasa wajib
2x4.132           Puasa sunat
2x4.133           Qiyamul lail
2x4.135           Fidyah dan Kifarat
2x4.139           Aspek puasa lainya
2x4.14             Zakat
2x4.141           Zakat fitrah/jiwa
2x4.142           Zakat mal/harta
2x4.142 1        Zakat ternak
2x4.142 2        Zakat emas dan perak
2x4.142 3        Zakat hasil tanaman
2x4.142 4        Zakat perniagaan
2x4.142 5        Zakat profesi
2x4. 15            Haji
2x4.150 1        Manasik Haji
2x4.151           Rukun Haji
2x4.152           Wajib Haji

2x4.153           Sunah Haji
2x4.154           Umrah
2x4.155           Jenis Haji
2x4.155 1        Ifrat
2x4.155 2        Tamattu’
2x4.155 3        Qrian
2x4.156           Kota dan tempat-tempat suci
2x4.16             Masalah pengurusan orang sakit dan jenazah, masukkan shalat jenazah dalam 2x4
2x4.161           Santunan terhadap orang sakit
2x4.162           Pengurusan mayat
2x4.163           Ta’ziyah
2x4.164           Ziarah kubur
2x4.165           Masalah pembongkaran kubur
2x4.166           Masalah pemindahan kubur
2x4.167           Masalah bedah mayat
2x4,168           Talqin dan tahlil
2x4.169           Aspek lain
2x4.17             Qurban dan aqiqah
2x4.19             Aspek ibadah lain
2x4.2               Muamalat
2x4.21             Jual beli
2x4.22             Pinjam meminjam
2x4.221           ‘Ariyah
2x4.222           Riba

2x4.223           Sewa menyewa
2x4.224           Hiwalah
2x4.225           Rahn
2x4.226           Gasab
2x4.23             Perjanjian
2x4.231           Perburuhan
2x4.232           Tanah
2x4.233           Perumahan
2x4.24             Syarikah
2x4.241           Qirad
2x4.242           Suf’ah
2x4.25             Pemberian
2x4.251           Sadaqah
2x4.252           Wakaf
2x4.253           Wasiyat
2x4.254           Hibah
2x4.27             Bank
2x4.28             Perbandingan hukum islam dengan hukum di bidang muamalat
2x4.29             Aspek muamalat lainnya
2x4.291           Taflis
2x4.292           Hajr
2x4.293           Ji’alah
2x4.294           Luqatah


2x4.3               Hukum Perkawinan/munakahat
2x4.301           Filsafat perkawinan
2x4.31             Nikah
2x4.311           Memilih jodoh
2x4.312           Rukun nikah
2x4.313           Mahar
2x4.314           Nikah mu’tah
2x4.315           Polagami dan poliandri
2x4.316           Walimah nikah
2x4.317           Khutbah nikah
2x4.318           Perkawinan campuran
2x4.32             Nusyuz dan syiqaq
2x4.33             Putusnya perkawinan
2x4.331           Talak
2x4.332           Khulu’
2x4.333           Ila
2x4.334           Li’an
2x4.335           Zihar
2x4.336           Fasakh
2x4.34             Ibdah
2x4.35             Ruju’
2x4.36             Nafakah
2x4.37             Menyusui dan mengasuh/ memelihara anak
2x4.38             Perbandingan munakahat dengan hukum perkawinan lain

2x4.39             Aspek munakahat lainnya
2x4.391           Keluarga berencana
2x4.392           Bayi tabung dan inseminasi buatan
2x4.4               Hukum Waris/faraid
2x4.41             Harta pustaka
2x4.42             Ahli Waris
2x4.43             Pembagian Waris
2x4.5               Hukum pidana/jinayat
2x4.51             Pencurian
2x4.52             Perempasan dan perampokan
2x4.53             Pembunuhan
2x4.54             Perzinahan
2x4.55             Minuman keras
2x4.56             Sakit dan sumpah palsu
2x4.57             Mutrad
2x4.58             Perbandingan hukum pidana islam dengan hukum peradilan lain
2x4.69             Sejarah peradilan. Tambahkan notasi’’ wilayah” 4-9 dari table pada angka dasar 2x4.69 misalnya sejarah peradilan islam 2x4.695 98
2x4.7               Hukum internasional
2x4.71             Hukum ketatanegaraan
2x4.72             Diplmasi
2x4.73             Perjanjian antranegara
2x4.74             Jihad
2x4.75             Pertahanan

2x4.76             Hukum perang dan perdamaian
2x4.8               Fiqh dari berbagai faham. Masukkan di sini fiqh empat mahab dan fiqh perbandingan
2x4.81             Fqih mazhab Hanafi
2x4.82             Fiqh mazhab Maliki
2X4.83            Fiqh mazhab Syai’i
2x4.84             Fiqh mazhab Hambali
2x4.85             Fiqh mazhab Zahiri
2x4.86             Fiqh mazhab Syi’i
2x4.87             Fatwa ulama
2x4.89             Kumpulan fiqh mazhab lainnya
2x4.9               Aspek fiqh lainnya
2x4.91             Makanan dan minuman
2x4.92             Pembahasan perbudakan
2x4.93             Nazar
2x4.94             Sumpah dan kifaratnya. Masukan sampah palsu dalam 2x4.56;
                        Sumpah dalam proses  peradilan 2x4.62; kifarat melanggar larangan puasa
2x4.95             Pakaian dan perhiasan
2x4.98             Perbandingan hukum perkawinan lainnya, masukan dalam 2x4.38
2x4.99             Masalah-masalah lainnya
2x5                  AHLAK DAN TASAWUF
2x5.1               Ahlak
2x5.11             Ahlak bedasarkan naqli
2x5.12             Ahlak berdasarkan aqli
2x5.2               Tasawuf
2x5.21             Jenis Tasawuf
2x5.211           Tasawuf akidah
2x5.212           Tasawuf ibadah
2x5.213           Tasawuf hakikat
2x5.214           Tasawuf falsafat
2x5.22             Ajaran Tasawuf
2x5.221           Wihdatul Wujud
2x5.222           Tajrid dan tafrid
2x5.223           Mulasamah dan hulu
2x5.224           Ala’yan dan sasitan
2x5.23             Tingkatan tasawuf
2x5.231           Maqamat
2x5.232           Ahwal
2x5.233           Mawaqif
2x5.234           Tajali
2x5.235           Jazb
2x5.236           Wasl
2x5.3               Tarekat
2x5.31             Qadiriyah

2x5.32             Naqsyabandiyah
2x5.33             Syuhrawardiyah
2x5.34             Syadzaliyah
2x5.35             Syatariyah
2x5.36             Sanusiyah
2x5.37             Maulawiyah
2x5.38             Bahaiyah
2x5.39             Terekat lainnya
2x5.4               Doa doa dan wirid
2x6                  SOSIAL DAN BUDAYA ISLAM
2x6.1               Masyaarakat islam
2x6.11             Masukkan di sini sosialisme islam
2x6.12             Struktur
2x6.13             Perubahan
2x6.14             Demografi
2x6.2               Politik
2x6.3               Ekonomi
2x6.4               Kedudukan wanita
2x6.5               Organisasi
2x6.51             Organisasi sosial
2x6.52             Organisasi politik
2x6.53             Organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan
2x6.54             Organisai wanita
2x6.55             Organisasi profesi
2x6.7               Kesenian
2x6.72             Arsitektur
2x6.74             Dekorasi
2x6.75             Seni lukis
2x6.76             Seni music/suara/tari
2x6.78             Seni Drama
2x6.8               Perpustakaan dan museum
2x6.9               Adat istiadat
2x6.91             Idul Fitri dan idul adha masukan shalat’id dalam 2x4. 122 4
2x6.92             Tradisi islam lainnya contoh: sekaten, gerbang, mulud, dan sebagainnya
2x7                  FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN
2x7.1               Filsafat
2x7.11             Dasar dan sistem filsafat islam
2x7.12             Periodisasi filsafat islam
2x7.15             Ilmu jiwa agama islam
2x7.2               Da’wah islam
2x7.21             Fungsional da’wah, wali, ulama, kiai, dai
2x7.22             Masyarakat da’wah
2x7.23             Materi Da’wah
2x7.24             Alat da’wah termasuk metode;dana dan media
2x7.25             Kritik Da’wah
2x7.26             Peringatan hari besar islam. Sebagai adat istiadat masukan dalam 2x6.9
2x7.29             Ketentua historis dan geografi. Tambahkan notasi”wilayah” 4-9  dari table 2 pada angka dasar 2x7.29, misalnya da’wah islam di Amerika Serikat 2x7.297.3
2x7.3               Pendidikan
2x7.31             Metode dan sistem pendidikan islam
2x7.32             Tingkat Ibtidaiyah dan bustanul athfal/taman kanak-kanak
2x7.33             Tingkat tsanawiyah dan aliyah
2x7.34             Pendidikan nonformal, masukkan di sini pesantren
2x7.35             Kurikulum
2x7.36             Pendidikan wanita
2x7.37             Perbandingan sistem pendidikan islam dan lainnya


G. Pembentukan nomor klasifikan (1)

1.pembentukan nomor klasifikasi dengan menanbahkan nomor lain dari bagan
Dalam penetapan nomor klasifikasi sebuah subjek,tidak selamanya subjek-sunjek yang berhubugan tersaji secara lengkap tetapi harus di liat pada subjek yang lain.contohnya adalah:
629.287 maentenace and refaer
Add to base number 629.287 the number foolliwing 629.22 in 629.2204-629.287 e,g repair of motorcyeles 629.28775
Untuk mengaflikasikan buku mengenai pemeliharaandan perbaikan yang sesuai dengan jenis kendaraan,haruslah subjek-subjek yang ada nomor klasifikasinya 629.2204-629.229.
Lengkapnya subjek dan nomor –nomor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
629.2204         special topics
629.22042       off-road vehicles
629.221            models and minia tures
629.222            passengers automobiles
                         Incliding dune bugeis ,sport,cars,station wagons
629.222 2      specifik named passegers automatios
629.222 3      for publik transfortacion
629,222 32    taxibas and limuosines
629.222 33    buses
629,222 34    ambulance
629.223         lingt truks
                      Examples:pickup truks
                      Including customized vans
629.224         truks lorries
629.225         work vehicles
                        Examples:buldonezs,tractors

Dengan demikian,buku berjudul pemeliharahaan dan perbaikan mobil balap akan mempunyai nomor kelas 629.287 8. Demikian pula buku berjudul teknik memeperbaiki sepeda akan mempunyai nomor kelas 692.287 72;atau buku yang berjudul pemeliharaan dan perbaikan mobil tenaga listrik akan mempunyai nomor kelas 629.287 93.cara pembentukan nomornya adalah sebagai berikut:
Contoh(1) :pemeliharaan dan perbaikan mobil balap
629.2878  nomor dasar pemeliharaan dan perbaikan
[629.22]8 nomor kelas mobil balap (629.22tidak digunakan)
629.2878 pemeliharaan dab perbaikan mobil balap
Contoh(2) : teknik memperbaiki sepeda
629.287 nomor dasar dan perbaikan
[629.22]72 nomor kelas sepeda (629.22 tidak digunakan)
Cara pembentukan nomor kelasnya misalnya untuk perpustakaan pertanian adalah sebagai berikut:
026 nomor dasar perpustakaan
630 nomor pertanian
026.630 nomor perpustakaan pertanian
Langkah berikutnya adalah menghilangkan angka nol pada nomor kelas terakhir. Jadi nomor kelas yang sebenarnya untuk perpustakaan pertanian adalah(026.630)

2  pembentukan nomor klasifikasi dengan mengunakan tabel pembantu
   a.pengunaan tabel subdivis istandar (tabel 1)
      untuk memudahkan pemahaman pengunaan dan cangkupan subdivisi standar ,terlebih dahulu akan di temukan ringkasan seperti yang terdapat dalam DDC ringkasan ini merupakan pengembagan lebih lanjut dari materi yang di sampaikan pada materi A-8.
-01 philosophi and theory
-011 system
-12 clasifikasion
-013 value
-014nlanguage (terminology)and ccomunication
-015 scientific principles
Dalam pembentukan nomor klasifikasi ,ada kalanya tidak cukup apabila hanya mengandalkan npmor klasifikasi yang tidak ada dalam bagan . misalnya sebuah buku yang memepunyai subjek tehniks sipil dengan mudah di temukan nomornya dalam bagan (624)persoalan akan lain bilaman buku tersebut mempunyai bentuk penyajian misalnya kamus teknik sipil,filsafat teknik sispil,atau eksklopedia teknik sipil .dalam pembentukan nomor klasifikasi dengan judul seperti ini pengaklasifikasian harus mengunakan tabel pembantu karena nomor klasifikasi unbtuk penyajian seperti kamu,filsafat, dan ensiklopedia ada pada tabel tersebut
1)      Cara pengabugan nomor klasifikasi bilaman tidak ada intruksi
Contoh 1
Seorang pustkawan ingin mengaklasifikasikan sebuah buku yang berjudul dictionary of beverage technology .setelah dibaca secara sepintaspustakawan menetapkan subjek dasar yakni beverage tecnhologi .setelah di pertimbangkan lebih lanjut ,pustakwan merasa ada yang kurang ,yakni belum di masukanya bentuk penyajianya (kamus)kedalam subjek tersebut.
Cara lain di tempuh sebagai berikut
063 – (nomor dasar dari  bagan )
03- (nomor tamabahan dari tabel 1)
663.03-(nomor hasil pengabungan)
Contoh 2
Suatu hari,orang pustakawan ingin mengklasifikasikan sebuah buku yang berjudul ensiklopedia pendididkan .setelah diteliti pustakawanpun menetapkan subjek dasarnya ,yakni pendididkan. Ketika pustakawan ingin menetapkan nomor klasifikasinya,dia merasa ada yang kurang lengkap karena belum menghitungkan bentuk  penyajianya yakni, ensiklopedia.
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh pustakawan adalah mencari nomor education pada indeks relatip. Dalam indeks relatipditemukan nomornya ,yakni 370.
Langkah selanjutnya adalah mengecek pada nomor khusus ensiklopedia pendidikan.
Sebelum nomor tersebut ditetapkan secara resmi sebagai notasi ensiklopedia pendidikan, pustakawan teringat bahwa dalam pengabungan nomorklasifikasi tidak di benarkan ada angka nol berturut-turut lebih dari satu, kecuali ada intruksi pada nomor klasifikasi yang di bentuk(370.03) terdapat dua angka nor berurutan.
Langkah berikutnya adalah menghilangkan angka nol yang terdapat pada nomor dasar (370) sehinga menjadi 37.
370 –(nomor dasar(pendididkan)dari bagan)
-03 –(nomor tambahan (kamus) dari tabel 1)
370.3 – (nomor hasil pengabungan)
2.cara pengabungan nomor klasifikasi bilamana ada intruksi
 a.) intruksi pengunaan dua nol secara berurutan pada nomor klasifikasi dasar yang mempunyai nomor akhir nol.
Dalam proses pengabungan nomor dasar dan nomor tambahan, lazimnya tidak dibenarkan ada dua angka nol secara berurutan.
Contoh lain adalah pada nomor klasifikasi 790 untuk subjek seni reaksidan perunjukan.pada nomor klasifikasi tersebut, juga dapat intruksi ,gunakan 790.01-790.09 untuk subdivisi standar.


  b.) nomor standar subdivisi teritregasi dengan nomor pada bagan
ada kalanya no or standar subdivisi secara langsung telah terintreagasi dengan nomor yang ada dalam bagan klasifikasi.contohnya adalah pada nomor 601 sebagai simbol atau notasi dan filsafat teori teknologi (ilmu terapan).pembentukan nomor 601 pada dasarnya adalah teknologi(600) ditambah dengan nomor subdivisi filsafat-(-01). Atau dengan cara lain pembentukanya. Adalah sebagai berikut:
600—nomor dasar(teknologi) dari bagan
-01 – nomor tambahan(filsafat) dari tabel 1
601 – nomor hasil pengabungan
Hal yang menjadi catatan adalah pengabungan nomor kelas 600 dan -01 sebetulnya adalh 600.01 adanya tiga angka nol secara berurutan jelas tidak benarkan, kecuali ada intruksi.
Contoh notasi lainya yang telah terintregasi langsung dalam bagan adalah pada nomor klasifikasi 701(filsafat teori kesenian dekorasi ),702(aneka ragam kesenian dan seni dekorasi),703(kamus ensiklopedia ,konkordans kesenian).
 c.) intruksi pengunaan dua nol (00)
proses pengabungan antara nomor dasar yang terdapat dalam bagan dan nomor tambahan yang terdapat intruksi agar dalam tabel ada kalanya mengunakan dua nol (00).
Contoh lainyan adalah notasi 616 (penyakit-penyakit) pada nomor tersebut juga terdapat intruksi agar dalam prngabunganya mengunakan dua nol.
Pertanyaan adalah, mengapa harus mengunakan dua nol ? jawbanya adalah bilaman mengunakan satu nol,akan mengajadi duplikasi dengan notasi lain yang mempunyai subjek yang berbeda.contonya pada notasi 636.001(teori perternkan).
Demikian apabila notasinya 616.1,subjek yang diwakilinya adalah penyakit pada sistem kardiovaskular.
d. intruksi pengunaan tiga nol (000)
pengunaan tiga nol (000) dalam pengabungan antara notasi dasarvyang terdapat dalam bagan dannotasi yang terdapat dalam subdivisi standar .
contonya intruksi pengunaan tiga nol (000) terdapat tiga notasi 375 (ciriculum).
B. pengunaan tabel wilayah ( tabel 2).
Untuk memudahkan pemahaman pengunaan tabel wilayah , terlebih dahulu akan di kemukakan ringkasan dari tabel tersebut ringkasan wilayah dikutip dari DDC edisi ke-20
1.Areas,regions,places in general
2.persons
3.the ancient word
4.europe
1.pemilihan nomor klasifikasi memlalui indeks relatip
Dalam proses pemilihan nomor klasifikasi, tidak selamanya pustakawan dapat secara langsung masuk ke dalam bagan klasifikasi. Hal ini disebabkan pustakawan tidak slalu mengaetahui dengan persis gambaran nomor klasifikasi subjek atau di siplin ilmu yang ingin di tetapkan untuk mengatasi permasalahan ini,.
a.indeks terdiri dari jumlah entri subjek
b.entri dalam indeks disusun secara alfebetis
c.hampir semua entri subjek yang bernomor berdiri dalam bagan diberikan indikator nomor kelas yang tertera di blakang setiap entri atau aspeknya.
d.tentu saja tidak praktis untuk mencantumkan dalam indeksn semua topik yang terdapat dalam bagan.






-477                 Black Sea area of Soviet Union
-478                 Easthern Area of Europian Russia
-48       Scandinavia
-481                 Norway
-482                 Southeastern Norway
-483                 Southwestern Norway
-484                 Central and northern Norway
-485                 Sweden
-486                 Southern Sweden (Gotaland)
-487                 Central Sweden (Svealand)
-488                 Northen Sweden (Norrland)
-489                 Denmark and Finland
-49       Other parts of Europe
-491                 Northwestern islands
-492                 Netherlands (Holland)
-493                 Southern Low Countries Belgium
-494                 Switzerland
-495                 Greece
-496                 Balkan Peninsula
-497                 Yugoslavia and Bulgaria
-498                 Romania
-499                 Aegean Islands
-5         Asia Orient Far East
-509 1              Regional treatment
-51       China and adjacent areas
-511                 Northwestern China
-512                 Southwestern China and adjacent areas
-513                 Southwestern China (South Western Region)
 -514                Northwestern China (North-Western Region)
-515                 Tibet Autonomous Region (Xichang Zizhiqu)
-516                 Sinking Ulghur Autonomous Region (Xinjian Weiwuer Zizhiqu)
-517                 Mongolia
-518                 Manchuria
-519                 Korea
-52       Japan
-521                 Honshu
-522                 Kyushu (Kyusyu district)
-523                 Shikoku (Sikoku)
-524                 Hokkaido-ken (Hokkaido prefecture)
-528                 Ogasawara Islands (Bonin Islands)
-53       Arabian Peninsula and adjacnt areas
-531                 Sinai (Sinai Peninsula)
-533                 Southwestern coast of Arabia
-535                 Oman and United Arab Emirates
-536                 Persian Gulf States
-538                 Saudia Arabia
-54       South Asia India
-541                 Northeastern India
-542                 Ultar Paradesh
-544                 Madhya Pradesh
-546                 Jammu and Kashmir
-547                 Western India
-548                 Southern India
-549                 Other juridictions
-55       Iran
-551                 Gilan and Zanjan (Zenjan) provinces
-552                 Mazandaran, Semnan (Samnan) provinces
-553                 Azarbayjan-i Khavari (East Azerbajian) province
-554                 Azarbayjan, Bakhtari (West Azerbajian) province
-555                 Hamadan,  Ilam, Kermanshahan, Kordestan provinces
-556                 Boyer Ahmadi-ye Sardir va Kohkiluyeh, Khuzestan, Lorestan (Luristan provinces
-557                 Bushehr, Fars, Persian Gulf provinces
-558                 Kirman and Baluchistan va Sistan provinces
-559                 Bakhtiari va Chahar Mahall, Esfahan, Khorasan, Yazd provinces
-56       Middle East (Near East)
-561                 Turkey and Cyprus
-562                 Western Turkey
-563                 North central Turkey
-564                 South central Turkey and Cyprus
-565                 East central Turkey
-566                 Eastern Turkey
-57                   Siberia (Asiatic Russia)
-573                 Western Siberia
-575                 Eastern Siberia
-577                 Far Eastern Siberia
-58                   Central Asia
-581                 Afghanistan
-584                 Turkestan Soviet Central Asia
-585                 Turkmenistan (Turkmenistan Soviet SocialistRepublic)
-586                 Tadzhikistan (Tadzhik Soviet Socialist Republic)
-587                 Uzbekistan (Uzbek Soviet Socialist Republic)
-59       Southeast Asia
-591                 Burma
-593                 Thailand
-594                 Laos
-595                 Commonwealth of Nations territories Malaysia
-596                 Cambodia (Khmer Republic, Kampochea)
-597                 Vietnam
-598                 Indonesia
-598 1              Sumatra
-598 2              Java and Madura
-598 3              Kalimantan
-598 4              Celebes (Sulawesi)
-598 5              Malucu (Moluccas)
-598 6              Lesser Sunda Islands (Nusa Tenggara)
            (Including Bali, Flores, Lombok, Sumba, Sumbawa, Timor)
-599     Philipines
-6         Africa
-609 1  Regional treatment
-61       Tunisia and Libya
-611     Tunisia
-612     Libya
-62       Egypt and Sudan
-621     Lower Egypt
-622     Middle Eggypt
-623     Upper Eggypt
-624     Sudan
-625     Eastern and Northern regions of Sudan
-626     Khartoum province and Central region of Sudan
-627     Darfur region of Sudan
-628     Kordofan region of Sudan
-629     Southern region of Sudan
-63       Ethiopia
-632     Provinces east of Great Rift Valley
-633     Provinces west of Great Rift Valley
-634     Northern provinces
-635     Eritrea province
-64       Northwest African and offshore islands
-642     Mediterranean provinces of Morocco
-643     Northern provinces of Morocco
-65       Allgeria
-66       West Africa and offshore islands
-67       Central Africa and offshore islands
-68       Southern Africa Republic of South Africa
-69       South Indian Ocean islands
-7         North America
-709 1  Regional treatment
-71       Canada
-711     British Columbia
-712     Priarie Provinces
-713     Ontario
-714     Quebec
-715     Atlantic Provinces Maritim Provinces
-716     Nova Scotia
-717     Prince Edward Island
-718     Newfoundland and Labrador, Saint-Pierre and Miquerion
-719     Northern territories
-72       Middle America Mexico
-721     Northern state of Mexico
-722     Lower California peninsula
-723     Central Pacific states of Mexico
-724     Central states of Mexico
-725     Valley of Mexico
-726     Southern Gulf states of Mexico
-727     Southern Pacific states of Mexico
-728     C­entral America
-729     West Indies (Antiles) and Bermuda
-73       United States
-74       Norheastern United States (New England and Middle Atlantic states)
-741     Maine
-742     New Hampsire
-743     Vermont
-744     Massachusetts
-745     Rode Island
-746     Connecticut
-748     Pennyslvania
-748     New Jersey
-75       Southeastern United States (South Atlantic states)
-751     Delaware
-752                 Marryland
-753     District of Colombia (Washington)
-754     West Virginia
-755     Virginia
-756     North Carolina
-757     South Carolina
-758     Georgia
-759     Florida
-76       South Central United States
-761     Alabama
-762     Missisippi
-763     Lousiana
-764     Texas
-766     Oklahoma
-767     Arkansas
-768     Tennessee
-769     Kentucky
-77       North central United States Lake states
-771     Ohio
-772     Indiana
-773     Illinois
-774     Michigan
-775     Wisconsin
-776     Minnesota
-777     Lowa
-778     Missouri
-78       Western United States
-781     Kansas
-782     Nebraska
-783     South Dakota
-784     North Dakota
-786     Montana
-787     Wyoming
-788     Colorado
-789     New Mexico
-79       Great Basin and Pacific
-791     Arizona
-792     Utah
-793     Nevada
-794     California
-795     Oregon
-796     Idaho
-797     Washington
-798     Alaska
-8         South America
-809 1  Regional treatment
-81       Brasil
-82       Argentina
-83       Chile
-84       Bolivia
-85       Peru
-86       Columbia and Ecuador
-87       Venezuela
-88       Guyana
-89       Paraguay and Uruguay
-9         Other parts of world and extraterrestial worlds Pacific Ocean Islands
-93       New Zealand
-94       Australia
-95       Melanesia New Guinea
-96       Other parts of Pacific Ocean Polynesia
-97       Atlantic Ocean Islands
-98       Arctic islands and Atartica
-99       Extraterrestrial worlds
            Keberadaan Tabel Wilayah dalam pembentukan sebuah notasi demikian penting karena dalam kenyataannya sangat banyak bahan pustaka terkait dengan aspek geografis. Bagi pustakawan yang sehari-harinya bertugas sebagai pengklasifikasi, tentunya sudah terbiasa berhadapan dengan bahan pustaka yang mempunyai aspek geografis. Misalnya Pendidikan di Indonesia, Kondisi Perekonomian Jepaang, Praktik Hukum di Indonesia, Pertumbuhan Industri di Jawa Barat, Perkembangan Islam di Amerika Serikat, Seluk-beluk Perompakan di Somalia, Galeri Seni London, Penelitian Kenakalan Remaja di Jakarta, Kehidupan Binatang di Gurun Pasir Sahara, dan Penelitian Ikan Hiu di Perairan Antartika.
            Dalam pembentukan notasi, selain dari unsur subjek dasar aspek geografis bahan pustaka pun perlu diperhitungkan. Perlunya pencantuman notasi sebagai wakil dari aspek geografis terutama dimaksudkan agar sebuah bahan pustaka dapat diklasifikasi sesuai dengan batasan wilayah pembahasan yang ada dalam bahan pustaka tersebut. Hal ini tentunya juga sesuai dengan salah satu prinsip dalam mengklasifikasi, yaitu hendaknya sebuah bahan pustaka diklasifikasi sespesifik mungkin. Bagaimanapun klasifikasi merupakan kelompok bahan pustaka berdasarkan ciri-ciri lainnya. Oleh karena itu, sebuah subjek yang bahasannya terbatas pada geografis tertentu diharapkan susunannya bersatu dalam rak. Misalnya buku-buku yang membahas tentang pendidikan di Indonesia akan berkumpul menjadi satu. Hal yang sama juga diharapkan terjadi pada buku-buku yang membahas pendidikan di negara-negara lain. Maksud ini tidak akan pernah tercapai bilamana dalam pembentukan notasi tidak memperhitungkan aspek georgrafis.
            Seperti halnya dalam penggunaan Tabel Subdivisi Standar, pada penggunaan Tabel Wilayah pun harus diperhatikan apakah pada notasi tertentu terdapat instruksi atau tidak. Hal ini harus mendapat perhatian serius dari pustakawan karena faktor tersebut sangat mempengaruhi ketepatan notasi yang akan dibentuk.
1)      Penggunaaan tanpa instruksi
Penggunaan Tabel Wilayah sedikit berbeda dengan penggunaan Tabel Subdivisi Standar. Apabila dalam penggunaan Tabel Subdivisi Standar mempunyai rumus: Notasi Bagan + Notasi Tabel 1, pada penggunaan Tabel Wilayah akan berlaku rumus: Notasi Bagan + -09 (Tabel 1) + Tabel 2. Kita ambil contoh jubul Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Langkah pertama adalah menetapkan subjek utamanya. Dari struktur judul tersebut sangat jelas bahwa subjek utamanya adalah Pendidikan. Aspek geografisnya adalah Indonesia. Menurut Pedoman Tajuk Subjek terbitan Perpustakaan Nasional, struktur subjeknya adalah Pendidikan – Indonesia atau menurut pedoman tajuk subjek Library of Congress Subject Headings adalah Education – Indonesia. Berdasarkan struktur subjek tersebut, sangat jelas bahwa subjek utama. Oleh karena itu, notasi Pendidikan secara otomatis juga berfungsi sebagai nomor dasar (base number). Adapun pembentukan notasinya adalah sebagai berikut.

            370                  à        Pendidikan (Bagan)
                        -09       à        Aspek geografis (Tabel 1)
            -598                 à        Indonesia (Tabel 2)
            ------------------
            370.09598       à        Perkembangan Pendidikan di Indonesia
                        Dari hasil pembentukan nomor kelas di atas (370.09598) terlihat bahwa terdapat dua angka nol berurutan. Dalam teori pembentukan nomor klasifikasi, tidak dibenarkan adanya dua angka nol secara berurutan, kecuali ada instruksi untuk itu. Oleh karena itu, salah satu angka nol harus dihilangkan sehingga menjadi 370.9598. Dengan demikian, notasi buku Perkembangan Pendidikan di Indonesia yang tepat adalah 370.9598. Cara lain dapat ditempuh, tetapi angka dasar pendidikan bukan 370 seperti cara diatas, melainkan 37. Dengan cara ini, notasi langsung dapat terbentuk, 37+-09-598 sehingga hasilnya 370.9598.
2)      Penggunaan dengan instruksi
Ada kalanya, dalam notasi tertentu terdapat instruksi dalam penggunaan Tabel Wilayah. Dengan demikian, kelaziman pembentukan nomor kelas seperti pada contoh penggunaan tanpa instruksi pada butir (1) di atas tidak berlaku. Pedoman utama dalam pembentukan notasi harus berdasarkan instruksi-instruksi yang ada. Contoh instruksi dalam kaitannya dengan penggunaan Tabel Wilayah adalah sebagai berikut.
            378      Higher education
378      Higher education and institutions by specific continents, countries, localities in the modern world Add to base number 378 notation 4-9 from Table 2, e.g higher education in Mexico 378.72. Dengan demikian, buku yang berjudul Perguruan Tinggi di Indonesia akan mempunyai notasi 378.598.
Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa buku yang berjudul Pendidikan Tinggi di Meksiko notasinya adalah 378.72. Dengan demikian, buku yang berjudul Perguruan Tinggi di Indonesia akan mempunyai notasi 378.598.
Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa aspek geografis (-09) yang terdapat dalam Tabel 1 tidak dicantumkan. Padahal apabila tanpa instruksi, notasi untuk judul Higher Education in Mexico di atas seharusnya 378.0972. Pembentukan nomor kelas yang mempunyai aspek geografis tanpa notasi -09 seperti contoh di atas hanya dapat dibenarkan bilamana ada instruksi. Pembentukan nomor kelas seperti ini tentunya tidak berlaku secara umum. Oleh karena itu, belum tentu dapat diterapkan pada notasi lain.
Contoh instruksi berikutnya terdapat pada notasi 372 (Elementary Education). Pada notasi tersebut, terdapat petunjuk bahwa 372.01-.08 digunakan untuk standard subdivisions, objectives, experimental schools. Dengan demikian buku yang berjudl Filsafat Pendidikan Dasar notasinya adalah 372.03.
Hal yang menarik dari instruksi pada notasi 372 tersebut, adalah dibedakannya penggunaan tabel notasi -01 sampai dengan -08 dengan notasi -09 (aspek geografi). Instruksinya adalah, “Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2 pada angka dasar 372.9” Contohnya, Pendidikan Dasar di Indonesia 372.9598”.

H. Pembentukan nomor klasifikasi (2)

1.      Penggunaan Tabel Subdivisi Kesusastraan (Tabel 3)
a.       Ringkasan Tabel 3
Seperti halnya subdivisi lainnya, Subdivisi Kesusasteraan bertujuan agar pembentukan notasi bisa dilakukan secara spesifik.
b.      Cara Penggunaan
1)      Penggunaan secara umum
Penggunaan Tabel 3 pada prinsipnya sama dengan penggunaan tabel-tabel lainnya. Seperti tabel-tabel lainnya, penggunaan nomor-nomor klasifikasi yang ada tidak dapat digabung berdiri sendiri.



BAB III
KESIMPULAN


Tujuan dibuatnya klasifikasi semacam ini diperuntuk mempermudahkan seorang pustakawan untuk mengklasifikasi suatu bahan pustaka berdasarkan aturan yang ada. Seperti misalnya aturan yang sering dipakai di Indonesia yaitu aturan DDC. Yang sangat membantu para pustakawan agar tidak kesulitan dalam mengklasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek yang telah ditentukan.





DAFTAR PUSTAKA

 

Sembiring, D. (2014). Pengolahan Bahan Pustaka. Bandung: Yrama Widya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar